Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pssst Ada yang Keren Loh di Pojokan Tokyo!

14 Juli 2014   16:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:22 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tokyo Stasiun

Dan beberapa hari kemudian, kok yao ndelalahnya  saya ada urusan pergi ke kantor imigrasi di daerah Shinagawa. Setelah urusan di Imigrasi selesai, saya berniat untuk jalan-jalan sebentar dan sekalian mencari makan siang di daerah  Tokyo Stasiun. Saat saya keluar dari stasiun, saya sudah dihadapkan pada pemandangan para turis asing dan lokal yang sedang memotret stasiun ini dari berbagai penjuru stasiun ini, dan kok ya saya pun juga jadi ikutan latah jeprat jepret layaknya turis lokal (asing?) yang lagi berlibur hihihi nyesel deh gak bawa kamera pocket karena tiba-tiba HP saya menunjukkan battery 10% lagi sebelum jlep mati, oohh tidaakk...

Takjub juga melihat Tokyo Stasiun yang semakin keren dan megah setelah di renovasi ini. Stasiun yang dikelilingi oleh gedung-gedung tinggi perkantoran dan tempat-tempat perbelanjaan besar membuat suasana siang itu cukup ramai. Orang-orang kantor dengan jas dan dasi berseliweran kesana kemari, ya mungkin juga karena saat itu sudah masuk jam makan siang juga kali ya, jadi ramee banget.

Sudah puas foto-fotoan, lanjut saya mencari tempat makan, dan ternyata cukup susah juga mencari warung makan di daerah Tokyo stasiun ini karena memang penuhnya hanya dengan gedung-gedung perkantoran saja, dan kalaupun ingin makan ya kita harus masuk ke dalam gedung, ohh malesssnyahh. Paling dekat daimaru dept store, yang kayanyaknya puenuh banget sama orang-orang kerja yang sedang makan siang.

14052974711049279256
14052974711049279256
Bapak semir sepatu di daerah Tokyo Stasiun

Bolak balik kayak setrikaan belum panas, dan saat saya mau menyebrang jalan besar ingin kembali ke Tokyo eki (stasiun tokyo), saya kageettt dan sambil pura-pura nunggu lampu merah berikutnya, saya perhatiin dan ngucek-ngucek mata gak percaya. Oalah ternyata ada ya, bapak-bapak tukang semir di pinggir jalan yang bersifat perorangan, tukang semir yang saya lihat di depan Stasiun Tokyo ini sangat sederhana sekali. Sambil saya lihat disekelilingnya, saya jadi teringat daerah Thamrin dan Sudirman, dan bisa digambarkan kalau bapak-bapak ini ada di pinggir jalan dekat menara BCA.

Dua bapak yang umurnya berkisar 60 tahuan, mungkin sudah pensiun, dan tas yang dibawanya itu seperti suitcase hitam buat bepergian, lalu kursi buat duduk customernya juga bukan sofa yang empuk, tapi hanya dua buah kursi kayu saja. Dan saya lihat harga jasa yang dicantumkan adalah 700 yen (70rb rupiah) untuk biaya poles sepatu. Loh kok gak beda jauh sama mas-mas keren yang di ginza kemarin itu....tapi mungkin lokasi di Tokyo Eki (stasiun) yang lebih strategis dibandingkan dengan di daerah Ginza kalik, entahlah.

Malamnya, topik bapak semir sepatu yang sederhana ini saya bahas dengan suami, dan katanya bapak-bapak ini memang sudah terkenal loh! Kenapa? Katanya keberadaan bapak-bapak ini di pusat kota, sangat membantu para pekerja/pegawai kantoran yag sedang terkena masalah mendadak! Ehh masalah..? Ya, menurut penuturan suami, banyak sekali khususnya kaum pekerja kantoran wanita yang menggunakan highheels tiba-tiba, patah atau rusak saat ditengah jalan, nah adanya bapak-bapak ini sangat menolong mereka untuk bisa memperbaiki sepatunya sesegera mungkin, dan bisa dengan biasa lagi melanjutkan kerjanya. Wah, ternyata dua bapak di depan stasiun Tokyo ini , bukan hanya memoles sepatu jadi kinclong saja toh, tapi juga memperbaiki sepatu yang rusak pun ternyata menjadi salah satu jasa servicenya. Welehh hebat!

Highheels patah? Gak heran kalau di daerah Tokyo! Kenapa? karena orang-orang Jepang kalau berjalan kayak mau ngambil gaji, setengah berlari. Tidak hanya kaum cowok nya saja loh, tapi para pegawai kantor wanitanya pun gak kalah gesit, sudah jadi pemandangan umum  melihat mereka berlari menuruni tangga stasiun kereta sambil memakai highheels, gila ya! Saya yang lihat sampai meringis, karena takut banget melihat kalau sampai nyusruk jatuh. Ditambah juga disini, kalau kemana mana semua hampir menggunakan transportasi umum, dan kalaupun pergi yang hanya berjarak beberapa ratus meter saja, mereka sangat terbiasa untuk berjalan kaki. Makanya saya kapok membeli sepatu di Jakarta, cepet jebol! Kenapa? Karena kalau di Jepang, nasib sang sepatu pasti akan dikuras tenaganya habis-habisan, jadinya deh cepet rusak. (apa sepatu saya abal-abal kalik ya? hihi)

Jadi yah di negara canggih pun, ternyata jasa pelayanan semir sepatu, memperbaiki sepatu jebol masih sangat diperlukan dan dibutuhkan. Ya, memang konsekuensinya kalau biaya yang harus dikeluarkannya pun mungkin jadi sedikit mahal. Tapi masih adanya mas-mas di Ginza dan Bapak-bapak di Tokyo Eki, membuktikan kalau penjualan jasa ini masih belum bisa tergantikan dengan hanya mengandalkan kepada mesin/robot yang bekerja, walau semodern apapun suatu negara. Buktinya saja, masih banyak tuh warga Jepang yang mencari-cari tukang jahit baju, reparasi elektronik, dan tukang semir atau tukang sol sepatu ini. Dan tentu saja menjadi suatu kebanggaan tersendiri, bagi mereka yang mempunyai skill/ketrampilan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, dimana jasa dan ketrampilan mereka masih sangat diharapakan dan dibutuhkan keberadaannya.

Selamat Berpuasa, salam hangat selalu, wk

Fav song by Hirai Ken, Hitomi wo tojite

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun