Artinya : "Dan Kami pun telah menghilangkan beban darimu, yang memberatkan punggungmu."
Ujian sering kali terasa seperti beban berat yang sulit dipikul. Namun, Allah mengingatkan bahwa beban itu bukan untuk melemahkan, melainkan untuk menghapus dosa dan mendekatkan seorang mukmin kepada-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah, rasa sakit, kesedihan, atau kelelahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah menghapuskan dosa-dosanya karenanya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ulama seperti Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa ujian adalah alat Allah untuk meringankan beban dosa, sehingga seorang mukmin memasuki akhirat dengan jiwa yang bersih.
Ayat 4: Peninggian Derajat
Artinya: "Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu."
Allah mengangkat nama Rasulullah SAW sehingga beliau dikenal dan dihormati di seluruh dunia. Ayat ini juga mengandung pelajaran bahwa seorang mukmin yang sabar menghadapi ujian akan ditinggikan derajatnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi ujian adalah jalan menuju kemuliaan. Allah akan memberikan kehormatan kepada hamba-Nya yang tetap istiqamah di tengah kesulitan.
Ayat 5-6: Kemudahan Bersama Kesulitan
Artinya: "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
Allah mengulang janji-Nya dua kali untuk menegaskan bahwa setiap kesulitan selalu diiringi kemudahan. Para ulama menjelaskan bahwa dalam bahasa Arab, penggunaan kata al-'usr (kesulitan) dalam bentuk definitif menunjukkan bahwa kesulitan itu tetap satu, sedangkan yusr (kemudahan) dalam bentuk indefinitif menunjukkan bahwa kemudahan itu banyak.
Rasulullah SAW bersabda:
"Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan." (HR. Ahmad)