Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Krisis Pandemi Peluang Kesukarelawanan, Pencapaian Besar Sukarelawan

1 Februari 2022   20:26 Diperbarui: 1 Februari 2022   20:40 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan lupa bahwa Indonesia sedang berusaha untuk melokalisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kita bisa membayangkan bagaimana mahasiswa bisa menjadi bagian dari solusi atas banyak masalah yang menimpa masyarakat setempat.

Jika kita ingin Indonesia kembali ke jalurnya dan berlari menuju masa depan yang baru, kemitraan lokal antargenerasi dengan siswa yang bekerja bersama orang tua akan sangat diperlukan. 

Di hampir semua bidang studi, siswa dapat menerapkan pembelajaran di kelas mereka. Bayangkan anak-anak kecil di tingkat dasar belajar tentang fauna dan alam lokal, berkenalan dengan risiko industrialisasi yang tidak bermoral dan cara hidup modern yang mengancam masa depan mereka. 

Mahasiswa di perguruan tinggi dapat bermitra dengan guru mereka dan otoritas lokal untuk memecahkan beberapa masalah yang disebabkan oleh urbanisasi besar-besaran.

Sementara kesukarelawanan harus dirangkul dalam proses pembelajaran dari tahap pertama pembelajaran hingga pendidikan tinggi memainkan peran yang sangat penting, ada lebih banyak ruang untuk mendukung proses pertumbuhan jutaan milenial yang sekarang frustrasi dan keluar dari pekerjaan.

Beberapa negara telah mengembangkan program sukarelawan yang dapat diakses oleh sebagian besar kaum muda, termasuk mereka yang rentan, misalnya kaum muda yang hidup dengan disabilitas.

Amerika Serikat, misalnya, memiliki badan yang diberi mandat federal, Corporation for National and Community Service, yang bekerja dengan Committees Volunteering negara bagian untuk mendukung program sukarelawan nasional dan lokal. 

Lebih dekat dengan Indonesia, Singapura telah merangkul kesukarelawanan dan semangat solidaritas yang tertanam di dalamnya untuk menciptakan bangsa yang kohesif lebih tangguh.  

Di Indonesia, organisasi yang mempromosikan kesukarelawanan harus didukung dengan hibah khusus untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan mereka. 

Pada saat yang sama, ada kebutuhan berpikir yang besar untuk program sukarelawan nasional dengan pemangku kepentingan lokal, termasuk lembaga pemerintah daerah dan organisasi nirlaba lainnya.

Orang-orang muda yang paling diabaikan dan mengalami apa yang tampak seperti siklus kerentanan dan kekurangan yang tidak dapat dipatahkan, seharusnya yang pertama dapat mengakses program-program tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun