SBY pun langsung bereaksi. "Ini hari penuh ujian bagi saya, Ibu Ani jangan dikaitkan dengan politik. Please, saya mohon [pernyataan] Pak Prabowo, Bu Ani pilih apa, tentu tidak tepat, tidak elok disampaikan," ucap Presiden RI ke-6 ini.Â
Sejumlah elite Demokrat turut angkat bicara. Dalam program dialog Kompas TV yang dipublikasikan 9 Juni 2019, Jansen Sitindaon mengakui SBY memang memberitahukan hal itu kepada Prabowo, tapi tidak sepatutnya diungkapkan ke publik, terlebih masih dalam suasana duka.
"Ibu Ani itu milih kamu di 2014 dan 2019. Inilah bukti kalau kami [SBY dan Partai Demokrat] ini serius memenangkan kamu, sedangkan kamu sendiri tidak pernah memilih saya. Kamu tidak sekalipun nge-vote saya," kata SBY kepada Prabowo seperti yang diulangi oleh Jansen.
SBY dan Prabowo memang teman lama. Keduanya sama-sama masuk Akabri di Magelang pada 1970 meskipun berbeda tahun kelulusan. Menurut D. Danny Hamonangan Simanjuntak dalam buku Rival-rival Politik SBY tahun 2008, SBY menamatkan pendidikan dari Akabri pada 11 Desember 1973 dan menjadi lulusan terbaik. Sedangkan Prabowo lulus tahun berikutnya, 1974.Â
Setelah berkarier di militer, keduanya kemudian terjun ke politik. SBY merintis karier di pemerintahan sebagai menteri di era pasca-reformasi, lalu menjadi ikon Partai Demokrat dan akhirnya terpilih sebagai presiden di Pilpres 2004 dan 2009.Â
Adapun karier militer Prabowo melesat cepat setelah menikahi Siti Hediati Hariyadi atau Titiek, putri Presiden RI kala itu, Soeharto. Menjelang kejatuhan mertuanya dari kursi kepresidenan, Prabowo tampil sebagai sosok berpengaruh di Kopassus dan sempat menjabat Pangkostrad.Â
Seperti halnya SBY yang terjun ke dunia politik, Prabowo --yang sempat menetap di luar negeri usai reformasi-- juga merintis pendirian partai politik bernama Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra pada 2008 setelah hengkang dari Partai Golkar.Â
Nasib politik dua teman lama ini berbeda. SBY memenangkan dua kali pilpres dan menjabat presiden dua periode, sedangkan upaya Prabowo selalu gagal di pilpres, dari tidak lolos konvensi capres Partai Golkar pada 2004, lalu menjadi cawapres Megawati pada 2009, juga saat maju sebagai capres pada 2014 dan 2019 bersama Hatta Rajasa dan Sandiaga Uno.
Dari motif diatas, ada kemungkinan besar pemimpin Partai Gerindra Prabowo Subianto akan mencalonkan diri lagi pada tahun 2024, dan dengan Jokowi secara konstitusional dilarang mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, calon terkuatnya adalah, setidaknya untuk saat ini, Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Mungkin terlalu dini untuk berspekulasi jika mantan Panglima Kopassus itu, untuk kedua kalinya, harus melawan gubernur Jakarta lainnya yang berutang pemilihan dan kenaikan politiknya kepada Prabowo untuk merebut kursi kepresidenan.Â
Kemungkinan seperti itu, bagaimanapun, sama sekali tidak dibuat-buat. Inilah alasannya.Â