Akulturasi menurut Koentjaraningrat adalah proses sosial yang timbul jika suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut secara lambat diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Dalam Jurnal Ilmu Dakwah Volume 35 Nomor 2 (2015), Antropolog William Hafiland mengatakan, dalam akulturasi terjadi kebudayaan mengalami perubahan besar. Perubahan ini muncul saat antarbudaya berbeda saling melakukan kontak dalam waktu lama.
Simbol keberadaan patung naga raksasa dipasang di Yogyakarta International Airport (YIA), Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), simbol yang menyatukan orang untuk fokus pada nilai, tujuan, dan nilai bersama.
Tantangan untuk menemukan dan mempertahankan kinerja terbaik sambil terus tumbuh dan sukses lebih besar dari sebelumnya. Lebih buruk lagi, informasi berlebihan dari media sosial yang menciptakan banyak gangguan, membatasi fokus dan kemajuan.
Kekuatan simbol dapat dilihat, "Mengenai naga Jawa juga hadir dalam bentuk relief dan arca pada candi. Banyaknya masyarakat tidak mengenal naga Jawa sebagai salah satu kekayaan kebudayaan, maka naga Jawa harus diperkenalkan kembali, salah satunya dengan memperkenalkan sosok Sang Hyang Antaboga sebagai raja naga di pewayangan. Oleh karena itu diperlukan informasi media yang dapat memberikan informasi tentang sosok Sang Hyang Antaboga dengan tepat," tulis Dani Akbar Rizaldi dalam tesis berudul Perancangan Informasi Mengenai Tokoh Sang Hyang Antaboga Melalui Media Komik (2018)
Mitologi Naganini menginspirasi karakter Nagini di semesta sihir J.K Rowling. Hal ini dijelaskan oleh Jacob Stolworthy dalam artikel berjudul J.K. Rowling says she left one major clue about Nagini's backstory in 'Harry Potter,' long before 'Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald' yang dipublikasikan tahun 2019.
Melalui kekuatan simbol patung naga yang memiliki panjang sekitar 7 meter, lebar 4 meter, dan tinggi naga sekitar 2,5 meter. Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo adalah tempat yang ingin dihindari orang, dan menjadi beban BUMN. Sudah saatnya, saat ini menjadi magnet, tidak hanya bagi individu dan penduduk sekitar, tetapi juga untuk pusat bisnis dan infrastruktur bisnis sangatlah penting.
Baca: Inikah Alasan Mengapa Bandara Udara Internasional Kertajati Sepi?
Menciptakan simbol dan memberinya makna telah membantu mengukir identitas yang dapat dibanggakan dan dapat menunjukkan bahwa kita berpikir secara berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H