Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prancis-Arab Saudi-Yunani: Target Eksplorasi Gas Turki di Mediterania Timur

31 Desember 2021   20:12 Diperbarui: 31 Desember 2021   23:25 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.quora.com/

Prancis juga mendorong hubungan baik antara Mesir dan Yunani dengan harapan pada akhirnya menciptakan bulan sabit geopolitik yang menghalangi akses Turki ke Libya dan Aljazair. Situasi saat ini berpotensi menyebabkan kebuntuan dalam eksplorasi energi di wilayah tersebut.

Namun, aliansi ini telah ditujukan untuk mempertahankan status quo, dan jalan buntu mungkin merupakan keuntungan nyata bagi negara-negara penjamin seperti Prancis. 

Ada dua motif yang saling terkait di balik kebijakan luar negeri Prancis: ekspor pertahanan dan prestise internasional. Prancis adalah aktor utama dalam ekspor pertahanan dan mencoba menjadi alternatif bagi Amerika Serikat.

Yunani dan Israel mencoba meningkatkan pengaruh politik mereka untuk melindungi atau mendapatkan penawaran dari Eropa untuk mencari sumber energi yang lebih andal.

Dalam tiga tahun terakhir, Prancis menjadi pengekspor pertahanan terbesar kedua ke Arab Saudi setelah Amerika Serikat. Selama 5 hingga 10 tahun terakhir, hanya Inggris yang mampu bersaing dengan Prancis. Selain itu, Yunani dan Israel mencoba meningkatkan pengaruh politik mereka untuk melindungi atau mendapatkan penawaran dari Eropa untuk mencari sumber energi yang lebih andal. 

Ada banyak faktor penarik untuk memasuki dinamika seperti itu seperti meningkatnya tekad untuk terlibat dalam konflik, sumber daya militer yang lebih baik, dan peluang pencegahan yang lebih tinggi.

Keadaan seperti itu menciptakan potensi konflik di perbatasan laut Turki di Mediterania Timur. Sepertinya perdebatan kuno Turco-Yunani tentang perbatasan laut akan berkembang menjadi persaingan sengit atas kontrol aliran energi Mediterania Timur. Pemangku kepentingan tertentu seperti penyedia energi seperti Mesir, Aljazair, dan Israel akan menentukan pihak mana yang akan mendapat dukungan.

https://www.quora.com/
https://www.quora.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun