“Kepercayaan ini berisi satu simbolik bahwa tidak bisa seorang Raja, bahwa tidak bisa negara Indonesia ini menjadi kuat, jikalau tidak punya Raja kawin beristrikan Ratu Roro Kidul," ujarnya.
Simbolik itu, sambung dia, berarti bahwa negara Indonesia hanyalah bisa menjadi kuat jikalau juga menguasai lautan.
“Jikalau negara Indonesia ingin menjadi kuat, sentosa, sejahtera, harus kawin juga dengan laut. Bahwa bangsa Indonesia tidak bisa menjadi bangsa kuat, tidak bisa menjadi negara kuat, jika tidak menguasai samudera, jika tidak kembali menjadi bangsa maritim,” tandas Soekarno.
Dari motif ini, dapat dipahami bahwa salah satu sumber kekuatan seorang raja (pemimpin) adalah perempuan yang menyatu dengan alam. Untuk mencapai kekuatannya, maskulinitasnya sebagai seorang raja, membutuhkan bantuan dan dukungan dari feminitas. Sebab, sumber pengetahuan dan kekuasaan pada dasarnya adalah feminitas yang dilambangkan oleh sosok Nyi Ratu Kidul, penguasa lautan, selama berabad-abad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H