Merah, keramik, lis plafon, pintu
Aku mencoba mengingat waktu
Mungkin sebulan, setahun atau sewindu
Atau hanya semalam
Delapan
Itu jumlah kaca jendela
Sama seperti cucu-cucuku
Aku bahkan tak tahu berapa jariku
Seorang wanita cantik masuk
Kadang berkata kadang membisu
Seorang lagi datang nanti
Juga kadang menghilang
Rumah ini besar
Tapi ke mana penghuninya?
Mungkin mereka merantau
Atau sudah mati
Orang-orang berlalu lalang
Aku lihat dari jendela
Ada yang naik sesuatu
Suaranya bising sekali
Sepeda motor, iya sepertinya itu namanya
Atau sepeda mesin, entahlah
Coba nanti ku tanya cucuku
Atau siapa saja yang membuka pintu
Sepertinya aku belum pernah mencobanya
Kambing, kerbau, sapi, kuda
Aku pernah menungganginya
Sudah lama aku tak melihatnya
Jadi berapa anakku
Sulung, bungsu, barep
Tiga? Empat? Atau enam? Sepertinya lima
Biar cucuku yang yang jawab
ke mana perginya?
masih hafalkah kimigayo
biar aku mengingatkannya
akan ku tunjukkan kehebatanku
Satu, tujuh, sembilan
bagaimana mengurutkannya
cucukku lama sekali
aku tak sabar bermain dengannya
End
Mengenang Almarhum Jenal Aripin bin Drais.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H