Melihat poster film Wonderstruck diatas cukup unik. Ada gambar empat serigala, pemandangan kota, anak perempuan di sebelah kiri dan anak laki-laki di sebelah kanan. Warna poster juga terbagi dua.Â
Sebelah kiri berawarna hitam putih dan sebelah kanan berwarna-warni. Poster diatas memang menggambarkan bagaimana film Wonderstrcuk.
Ben (Oakes Fegley) dan Rose (Millicent Simmonds) adalah kedua tokoh utama film ini. Mereka berdua sama-sama melakukan perjalanan solo dan mengunjungi tempat yang sama dengan tahun yang berbeda.Â
Rose, seorang gadis tuli yang kabur dari rumahnya di New Jersey pada tahun 1927. Â Ia pergi untuk mencari idolanya Lilian Mayhew (Julliane More), seorang aktris yang bermain di Haynes Film. Ia pergi bermodalkan potongan kertas koran yang ia gunting bergambar sang idola.
Kemudian Ben, seorang piatu. Ia tersambar petir saat sedang menelepon dan kabur dari rumah sakit untuk mencari ayahnya (1977). Ia pergi bermodalkan pembatas buku yang tertuliskan nama alamat sebuah toko buku.
Kedua anak ini melakukan perjalanan pada tahun yang berbeda, namun mereka mengunjungi tempat yang sama. Perbedaan tahun ini bisa digambarkan secara jelas dengan warna gambar yang berbeda.Â
Saat Rose melakukan perjalanan, film bergambar hitam putih. Sedangkan, saat Ben melakukan perjalanan, film berwarna.Â
Sang Sutradara, Todd Haynes sepertinya sangat berusaha keras untuk mengatur latar tempat, pakaian dan gaya orang-orang pendukung film, serta kendaraan yang digunakan seperti pada tahun 1920-an dan 1970-an.Â
Tuli Bukan Berarti Tak Berdaya
Film berdurasi dua jam ini, menggambarkan bagaimana kisah pelarian Ben dan Rose ke New York. Berbagai halangan dan rintangan mereka lalui. Hal baik dan hal buruk mereka hadapi dengan tegar. Â Keyakinan Ben dan Rose mengalahkan rasa takut yang mereka alami.Â
Keterbatasannya bukanlah penghambat untuk mewujudkan keinginannya. Kemampuan untuk mendengar memang merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Dan ketika kehilangan, bukan berarti manusia kehilangan kemampuan hidupnya dan mengejar cita-citanya.
Kok jadi kalimat motivasi gini ya? Tapi memang itulah hikmah film yang saya dapat dari film ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H