Mohon tunggu...
I Wayan Sudarma
I Wayan Sudarma Mohon Tunggu... -

Saya menyenangi budaya nusantara, suka travelling dan menekuni meditasi dan yoga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akankah Darah Memerah Di Medan Pemilu..?

26 Maret 2014   16:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bau anyir darah mendidih merona dalam tubuh

Jidat berkrenyit menyiksa pikiran

Nanar mata liar mengintip sinis

Telinga pongah menguntit issue

Lidah bergetar menebar selaksa janji di awang-awang

Demi sebuah singgasana gemuruh suara

Tipu daya berselimut strategi

Gegap gempita menguras harta rakyat

Berkedok pembangunan

Membangun hirarki kekuasaan

Di atas tumpukan derita berjuta nyawa

Demi sebuah kehormatan

Kehormatan si gila hormat

Tebar pesona menghias jalanan berlubang

Demi kemulusan niat yang mungkin memang bulus

Tiba-tiba sedemikian peduli

Agar samar niat ngibuli

Jika darah kian memanas

Jika hati kian mengeras

Jika lidah kian sinis

Jika telinga kian tipis

Jika laku kian bengis

Si kecil akan kian kerdil

Terlalu lemah menanti adil

Dari mereka yang bermulut manis

Tanyaku padamu wahai tuan-tuan...Akankah darah memerah di medan pemilu...?

Bali-Budha Wage Ukir, 26032014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun