Bau anyir darah mendidih merona dalam tubuh
Jidat berkrenyit menyiksa pikiran
Nanar mata liar mengintip sinis
Telinga pongah menguntit issue
Lidah bergetar menebar selaksa janji di awang-awang
Demi sebuah singgasana gemuruh suara
Tipu daya berselimut strategi
Gegap gempita menguras harta rakyat
Berkedok pembangunan
Membangun hirarki kekuasaan
Di atas tumpukan derita berjuta nyawa
Demi sebuah kehormatan
Kehormatan si gila hormat
Tebar pesona menghias jalanan berlubang
Demi kemulusan niat yang mungkin memang bulus
Tiba-tiba sedemikian peduli
Agar samar niat ngibuli
Jika darah kian memanas
Jika hati kian mengeras
Jika lidah kian sinis
Jika telinga kian tipis
Jika laku kian bengis
Si kecil akan kian kerdil
Terlalu lemah menanti adil
Dari mereka yang bermulut manis
Tanyaku padamu wahai tuan-tuan...Akankah darah memerah di medan pemilu...?
Bali-Budha Wage Ukir, 26032014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H