Mohon tunggu...
M Aan Setiawan
M Aan Setiawan Mohon Tunggu... Sales - Pengagum Hujan dan Kesunyian.

Pernah memakan bangku sekolah akan tetapi tidak habis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hati-hati Reinkarnasi HTI

3 Agustus 2020   23:47 Diperbarui: 3 Agustus 2020   23:46 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iming-iming kesejahteraan, sering kita dengar dengan istilah keren Khilafah adalah solusinya. Mereka memanfaatkan kebobrokan dari sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia, seperti banyaknya utang, kemiskinan, ketidakadilan dan lain sebagainya. Isu-isu ini dikelola mereka seakan mereka memiliki solusinya. Lalu, mereka menawarkan konsep khilafah sebagai jalan keluar. Sehingga banyak orang yang ingin memperbaiki ekonominya dengan masuk HTI.

HTI pintar mencari celah dalam menarik simpati kaum intelektual. Itu terlihat dari basis simpatisan HTI yang cukup besar di kalangan mahasiswa dan akademisi kampus. Sehingga tidak heran jika gerakan HTI masif di kampus. Terlebih kampus-kampus besar Nasional

Terakhir, agen-agen HTI dilatih agar cerdas menarik simpati tokoh-tokoh lokal. Sehingga apabila sudah dijadikan rujukan mereka akan menyebarkan ajaran-ajaran HTI.

Dana yang mengalir ke kantong rekening HTI untuk kegiatan operasional juga cukup besar. Melihat bagaimana kemampuan mereka mendirikan Hizbut Tahrir disetiap negara.

Alhasil, meskipun HTI secara badan hukum sudah di kubur atau di bubarkan, akan tetapi hantu dan arwahnya masih gentayangan untuk menyebar ideologi dan gerakan-gerakan HTI . Dengan tipu dayanya akan lebih masif serta berbahaya dalam mengancam eksistensi Pancasila dan keutuhan NKRI, yang mana sudah disepakati bersama oleh para pendiri bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun