Iming-iming kesejahteraan, sering kita dengar dengan istilah keren Khilafah adalah solusinya. Mereka memanfaatkan kebobrokan dari sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia, seperti banyaknya utang, kemiskinan, ketidakadilan dan lain sebagainya. Isu-isu ini dikelola mereka seakan mereka memiliki solusinya. Lalu, mereka menawarkan konsep khilafah sebagai jalan keluar. Sehingga banyak orang yang ingin memperbaiki ekonominya dengan masuk HTI.
HTI pintar mencari celah dalam menarik simpati kaum intelektual. Itu terlihat dari basis simpatisan HTI yang cukup besar di kalangan mahasiswa dan akademisi kampus. Sehingga tidak heran jika gerakan HTI masif di kampus. Terlebih kampus-kampus besar Nasional
Terakhir, agen-agen HTI dilatih agar cerdas menarik simpati tokoh-tokoh lokal. Sehingga apabila sudah dijadikan rujukan mereka akan menyebarkan ajaran-ajaran HTI.
Dana yang mengalir ke kantong rekening HTI untuk kegiatan operasional juga cukup besar. Melihat bagaimana kemampuan mereka mendirikan Hizbut Tahrir disetiap negara.
Alhasil, meskipun HTI secara badan hukum sudah di kubur atau di bubarkan, akan tetapi hantu dan arwahnya masih gentayangan untuk menyebar ideologi dan gerakan-gerakan HTI . Dengan tipu dayanya akan lebih masif serta berbahaya dalam mengancam eksistensi Pancasila dan keutuhan NKRI, yang mana sudah disepakati bersama oleh para pendiri bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H