Mohon tunggu...
wawan s
wawan s Mohon Tunggu... Buruh - Belajar menulis

Belajar menulis. Menulis sambil belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Nilai Evaluasi Belajar untuk Siapa

28 Oktober 2021   18:00 Diperbarui: 28 Oktober 2021   18:02 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nilai evaluasi belajar adalah untuk orang tua siswa. Memang benar tidak ada orang tua siswa yang ingin melihat anaknya mendapat nilai jelek. Namun patut dipercaya bahwa orang tua siswa akan berpikir logis. Baik atau buruk nilai siswa adalah hasil penilaian yang obyektif. Jika seorang siswa berprestasi di tingkat SD, namun jeblok di tingkat SMP, tentu tak serta-merta orang tua siswa menyalahkan guru atau institusi pendidikannya. 

Jika teman-teman dari SD yang sama juga jelek nilainya ketika di SMP, mungkin kualitas pendidikan di tingkat SD yang buruk. Jika ternyata hanya siswa tersebut yang nilainya buruk, tentu orang tua akan bertanya pada anaknya apa yang terjadi.

Jika suatu jenjang pendidikan memang pelit memberikan nilai, maka tak mungkin ketiga jenjang pendidikan, SD, SLTP dan SLA, sama pelitnya. Jika pelit di satu tingkatan, maka kiranya di tingkatan lain kriteria penilaiannya akan lebih murah hati. Maka akan kelihatan jenjang pendidikan mana yang pelit penilaian, jika memang terjadi demikian.

Nilai evaluasi belajar adalah untuk dinas pendidikan. Tentu dinas pendidikan tak ingin disebut gagal jika sekolah-sekolah yang ada di daerah pelayanannya memiliki nilai hasil evaluasi yang buruk. 

Kepada dinas pendidikan daerah yang mana yang ingin seperti itu. Karena mungkin satu-satunya pengaruh nilai hasil evaluasi hanya kepada kepala dinas pendidikan daerah setempat. 

Jika suatu tahun nilai rata-rata hasil evaluasi suatu daerah berada di peringkat atas secara nasional, kemudian di tahun berikutnya menjadi nilainya menjadi yang terburuk, akan mempengaruhi karier kepala dinas pendidikan setempat.

Jadi ... memang semuanya berharap bahwa nilai hasil evaluasi belajar siswa adalah yang terbaik. Namun apakah harapan ini sebanding dengan upaya yang dilakukan. Satu-satunya yang bisa mengingkari pernyataan harapan dengan usaha yang dilakukan hanyalah pihak siswa. Padahal, bukankah nilai evaluasi hasil belajar itu terutama juga untuk siswa?

Maka para siswa hendaklah realistis. Hasil tak bisa mengingkari usaha. Namun usaha bisa mengingkari pernyataan harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun