Mohon tunggu...
Wawan Rhee
Wawan Rhee Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder Gardapati Link

Berbagi Celoteh

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

#StopHateforProfit, Serangan untuk Facebook

3 Agustus 2020   18:24 Diperbarui: 3 Agustus 2020   18:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dicermati, dugaan gerakan mobilisasi menguat dengan melihat skala dan jumlah kerugian yang ditimbulkan. Termasuk rentetan serangan yang terjadi pada 2018 dan 2020.

Anjloknya nilai saham dan masifnya gelombang serangan yang ditimbulkan, besar kemungkinan Facebook memang sedang dimobilisasi. Level mobilisasinya kemungkinan besar. Jika merujuk pada Rhenald Kasali dalam #MO 2019, mobilisasi besar biasanya dipicu oleh suatu kepentingan. Misalnya, upaya untuk menaklukkan, meraih kemenangan (dalam persaingan atau perebutan kekuasaan).

Dugaan mobilisasi ini bukan suatu kebetulan belaka. Jika kita flashback ke belakang, bukankah sejak peralihan media baru dan hadirnya jejaring sosial menenggelamkan media konvensional yang lebih dulu eksis?

Media konvensional banyak ditinggalkan sejak masyarakat menjatuhkan pilihan pada media yang dapat dengan mudah diakses melalui ponsel secara real time. Itulah menjadi penyebab banyak media yang akhirnya tumbang satu per satu. Apalagi jika hal ini dikaitkan dengan persaingan perebutan iklan yang menjadi "nadi kehidupan" sebuah media. Kenyataannya, media digital dan jejaring sosial yang lebih banyak menyerap belanja iklan.

***

Tentu yang "bermain" dibalik #StopHateforProfit dan #deleteFacebook sangat jeli melihat isu. Ia mampu memainkan isu yang tengah berkembang dan menjadi perhatian publik. Seperti isu rasisme contohnya. Kematian George Flyod yang melibatkan seorang petugas polisi Minneapolis, Derek Chauvin.

Isu yang sangat menarik perhatian dan menggugah emosional itu, kemungkinan yang menjadi celah. Isu yang dimanfaatkan oleh pihak berkepentingan dan menjadikannya amunisi dalam melancarkan serangan mobilisasi. Mengangkat tema yang dieskalasi, kemudian diframing menjadi seakan-akan begitu besar dan mengancam eksistensi hal tertentu.

Jika dugaan mobilisasi ini diurai, aktor yang berada di belakang #StopHateforProfit dan #deleteFacebook melibatkan banyak pihak. Termasuk peran endorser dan keterlibatan kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan tertentu.

Keterlibatan berbagai elemen itu masuk dalam ekosistem digital. Mereka bekerja dengan manfaatkan teknologi dan perangkat online. Mereka menciptakan narasi-narasi yang menarik yang disebar secara sporadis. Tujuan utamanya adalah membuat orang tergerak untuk melakukan aksi nyata.

Agar tidak lagi terjadi serangan mobilisasi di waktu mendatang, Facebook seharusnya mencari tahu siapa pihak yang telah bermain. Perlu juga untuk mengetahui motif mengapa hal tersebut dilakukan. Tapi, ini bukan pekerjaan mudah, ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.

Tanggung Jawab Facebook

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun