Setelah beberapa lagu berlalu, Dani berbisik kepada Budi, "Kamu lihat? Nisa tampak berbeda hari ini."
Budi mengangguk, "Mungkin ada sesuatu yang mengganggunya. Aku akan coba bicara dengannya nanti."
Setelah nyanyian usai, Budi mendekati Nisa yang tengah mengemasi barang-barangnya. "Kamu baik-baik saja Nis? Kelihatan ada yang mengganggu pikiranmu."
Nisa menghela napas, "Aku hanya merasa sedikit tertekan akhir-akhir ini. Banyak hal yang harus kupikirkan."
"Kamu tahu, kita selalu ada untukmu. Kalau kamu butuh teman bicara, aku atau Sinta pasti siap mendengarkan," ucap Budi dengan tulus.
Nisa tersenyum lembut, "Terima kasih, Budi. Itu sangat berarti bagiku."
Mereka berdua duduk di bangku kayu dekat lapangan, sementara matahari mulai tenggelam, menyisakan semburat oranye di langit. "Kadang, aku merasa sulit menemukan arah," Nisa melanjutkan, "Tapi saat bernyanyi bersama kalian, semua beban terasa lebih ringan."
Budi menepuk pundak Nisa, "Itulah kekuatan musik dan kebersamaan. Selalu ada cara untuk melepas penat, meski hanya sejenak."
Hari semakin malam, suara jangkrik menggantikan kicauan burung. Anak-anak muda itu pulang satu per satu, menyisakan kenangan indah di hati mereka. Bagi Nisa, Nyanyian di Akhir Pekan bukan hanya tentang melodi, tetapi tentang menemukan kembali dirinya di tengah sahabat-sahabat yang selalu mendukungnya.
Minggu depan, di tempat yang sama, mereka akan kembali berkumpul, membawa cerita dan nyanyian baru, merangkai akhir pekan yang penuh makna.
---