"Anak saya, Rani, dia terlibat dalam masalah penganiayaan di sekolah. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Dia adalah segalanya bagiku, Pak," ucap Ibu Ana dengan suara yang penuh emosi.
Pak Darto mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia mengerti betapa beratnya beban yang dipikul oleh Ibu Ana. Tanpa sepatah kata pun, dia meraih tangan Ibu Ana dengan lembut sebagai tanda dukungan.
"Bu Ana, kadang-kadang, di balik ketenangan yang kita rasakan di hari Jumat, hidup menyajikan tantangan-tantangan yang tidak terduga. Namun, kita tidak sendirian. Kota kecil ini adalah tempat di mana kita bisa saling menguatkan," kata Pak Darto dengan penuh keyakinan.
Ibu Ana menatap Pak Darto dengan tatapan yang dipenuhi rasa terima kasih. Kata-kata Pak Darto memberinya sedikit ketenangan dan harapan.
Malam pun tiba dengan langit yang gelap dan bintang-bintang yang bersinar terang di atasnya. Penduduk kota mulai meninggalkan kedai Pak Darto satu per satu, membawa rasa hangat dari pertemuan mereka hari ini. Ibu Ana pulang dengan hati yang sedikit lebih ringan dari sebelumnya, berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap kuat menghadapi masalah yang dihadapi Rani.
Di balik kedai yang sepi, Pak Darto duduk di atas bangku kayu, menatap langit malam yang indah. Dia merenung tentang makna dari kehidupan dan kekuatan dalam kebersamaan. Meskipun terkadang hidup memberikan cobaan yang sulit, namun ada kekuatan yang lebih besar di balik setiap tantangan, kekuatan yang bisa ditemukan dalam kebaikan dan dukungan sesama.
Dengan senyuman kecil di bibirnya, Pak Darto merasa bersyukur memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di kota kecil ini. Di balik ketenangan Jumat yang selalu dinikmati setiap minggunya, ada kisah-kisah manusia yang penuh dengan perjuangan, harapan, dan kebaikan yang terus mengalir di setiap sudut kehidupan mereka.
Akhirnya, dengan langkah pelan, Pak Darto pun meninggalkan kedai menuju rumahnya di bawah cahaya bulan yang bersinar terang, membawa dengan hatinya kisah-kisah dan pengalaman yang tidak akan pernah pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H