Mohon tunggu...
wawan perdana
wawan perdana Mohon Tunggu... -

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengidap HIV AIDS Juga Bisa Produktif

27 Maret 2016   14:24 Diperbarui: 27 Maret 2016   14:29 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dana besar digelontorkan setiap tahun untuk program pencegahan dan penanggulangan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia. Kenyataannya jumlah kasus ini terus meningkat.

Berawal dari fakta itu, Ramdani Sirait tergugah untuk terjun langsung mengkampanyekan, mendidik, mencegah dan menanggulangi penyebaran HIV AIDS. Mencoba sosialisasi dengan bahasa sederhana supaya mudah dimengerti oleh semua kalangan.

Saya berjumpa Executive Director Indonesia Business Coalition AIDS (IBCA), Ramdani Sirait usai kunjungan edukasi di PT Bukit Asam beberapa waktu lalu. Banyak hal baru diperoleh melalui obrolan santai di Kedai Kopi Komplek Palembang Square (PS) waktu itu.

Pria kelahiran Jambi ini menuturkan organisasi ini dibentuk untuk menciptakan lingkungan kerja yang cerdas dalam menghadapi epidemi HIV dan AIDS.

Menurut Ramdani, masih banyak pekerja teinfeksi HIV AIDS di Indonesia menerima perlakuan diskriminasi. Padahal dengan mengetahui cara penularan dan pengobatannya, Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) bisa tetap bekerja produktif.

Sulitnya mengendalikan penyebaran HIV AIDS juga dipicu oleh sikap managemen perusahaan yang tidak mau membicarakan persoalan ini.

Indonesia Business Coalition AIDS (IBCA) terbentuk pada 2007 atas prakarsa tujuh perusahaan yakni PT Gajah Tunggal tbk, Sinarmas Group, Sintesa Group, PT Unilever Indonesia tbk, PT Chevron Indonesia, PT Freeport Indonesia dan BP.

IBCA merupakan satu-satunya organisasi pencegahan HIV dan AIDS yang berusaha untuk mengajak para pebisnis di Indonesia untuk mulai peduli terhadap keselamatan karyawan mereka dan keluarganya dari epidemi HIV ditempat kerja.

“Kami ingin pekerja teredukasi agar terhindar, mereka yang berisiko terindikasi di dorong tes HIV. Supaya cepat ketahuan agar segera diobati. Kami melindungi dari diskrimanasi, karyawan yang kena tetap diberikan dukungan,” ungkap Ramdani.

Hingga kini sudah 22 perusahaan bergabung di IBCA. Ramdani menargetkan, semua perusahaan bisa menerapkan sikap mendukung dan tidak mendiskriminasikan pekerja terkena HIV AIDS. Apakah bergabung dengan IBCA, atau mengupayakan secara mandiri program sosialisasi HIV AIDS.

Sejak gabung di organisasi ini, Ramdani bertemu banyak orang yang terlibat di HIV AIDS. Mulai dari berjumpa dokter, aktivis, juga orang dengan HIV AIDS.

HIV dan AIDS katanya, bukan suatu penyakit. Ini adalah virus yang menurunkan kekebalan tubuh. Menyerang sel darah putih CD4 sehingga virus dan bakteri mudah masuk.

Pada saat kondisi tubuh lemah, maka bakteri Tuberkulosis (TBC) yang banyak di Indonesia paling mudah masuk. Selanjutnya bakteri ini menggerogoti paru-paru dan merusak pernapasan.

Orang yang terinfeksi HIV AIDS banyak meninggal gara-gara gangguan pernafasan. Entah itu kanker paru-paru, hingga meningitis dan diare akut.

Melalui hasil diskusi dan belajar selama ini, Bekas Kepala Biro Antara di PBB, New York ini mengetahui, sulitnya memberikan pemahaman tentang HIV AIDS bersumber dari kesalahan  cara berkomunikasi.

“Cara kita berkomunikasi tidak tepat. Tidak lihat latar belakang. Tanpa melihat orang itu mengerti atau tidak. Cara bicara dengan mahasiswa tentu beda dengan pekerja,” jelasnya.

Ramdani sebelum terjun ke organisasi ini lama menekuni kerja di Kantor Berita Antara. Pernah jadi koresponden di Timor-timur saat referendum, wartawan istana di era Presiden Gus Dur, hingga kepala Biro di PBB pada 2000-2004.

Sempat kerja program kemanusiaan pasca Tsunami Aceh. Lanjut bergabung sebagai Juru Bicara PT Freeport di Jakarta, terakhir jadi pengelola program CSR PT Gajah Tunggal.

Untuk program HIV AIDS ini, Ramdani sudah membuat satu karya buku berjudul "Jangan Bawa Pulang HIV". Buku ini menceritakan hasil wawancara banyak pihak, mengungkapkan semakin banyaknya ibu rumah tangga terinfeksi HIV AIDS, dan cerita dua perempuan terjangkit virus ini.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun