Mohon tunggu...
Wawan Dwi Santosa
Wawan Dwi Santosa Mohon Tunggu... Human Resources - Writer

Penulis di @sastratetangga, Owner @elangmartialarts, Praktisi HR, Martial Arts Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kereta Ibu

8 Juli 2020   22:00 Diperbarui: 17 Mei 2021   19:26 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku turut dalam rangkaian gerbong kereta senja malam itu,

Kereta Ibu namanya.

Hujan turun di setengah perjalananku

Suaranya menenggelamkan teriakan sendu

Bocah 7 tahun yang merengek manja pada sang Ibu.

Di luar gelap sekali

Aku duduk di samping jendela bagian kiri

Kutatap kegelapan itu sesekali

Tak ada cahaya, tak ada hati

Petir menyambar

Bocah di sampingku berteriak histeris,

Sambil mulutnya komat-kamit memanggil nama Ibunya.

1 Jam berlalu

Bocah itu masih memanggil-manggil Ibunya

Entah kemana Dia adanya

"Ibunya kemana Dik?" tanyaku

Bocah itu tersenyum sejenak padaku

dan kembali memanggil, menyebut nama Ibunya

: Ibuku tidak kemana-mana mas, Dia dekat

Justru saya yang sering pergi menjauhiNya

Kediri, 2020

WD Santosa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun