Mohon tunggu...
Wawan Hermawan
Wawan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Blogger

Hobi jalan-jalan, membaca, menulis dan membahagiakan orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Hera, Maafkan AKu"

17 September 2024   10:39 Diperbarui: 17 September 2024   10:44 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar diambil di Tanggul Ubrug Jatiluhur (Dokpri)

"Aku tidak ingin kamu semakin terluka oleh diriku Her",

"Jadi biarkan aku pergi, jangan halangi aku untuk mencoba melupakan dirimu",

Sambil menatapku dengan penuh tanya Hera mulai angkat bicara lagi "mungkin kamu bisa melupakanku seiring berjalannya waktu, namun jangan berharap banyak jika aku bisa melupakanmu walau waktu terus berlalu, tidak mungkin itu terjadi".  

Bila goresan luka dihatimu bisa disembuhkan hanya dengan melukai, dengan cara meninggalkanku, maka pergilah sesuka hatimu agar dirimu bahagia dan terbebas dari segala luka yang menghimpit di hatimu.  

Namun akan kusimpan rasa itu sampai kapanpun, hera terdiam sejenak, "sampai ajal menjemput", lanjutnya, "gila kamu" aku menjawab singkat.  Iya, memang aku sudah gila, gila sama dirimu yang begitu menyiksa rasaku kali ini, "Jangan siksa dan korbankan rasamu itu kepada sesuatu yang belum pasti", lanjutku, "enggak mungkin hakim, aku tak bisa berpaling darimu", jawab hera.

 

"Aku tak mau kehilangan untuk yang kesekian kalinya, maka rasa ini akan terus ku jaga", "sampai kapan?", tanyaku, "sampai dirimu membukakan hati kembali untukku". Kamu benar-benar sudah gila Hera, kegilaan inilah yang membuat aku lupa segala, gila karena rasaku begitu mendalam padamu.

@@@

Jangan sia-siakan waktu panjangmu itu hanya untuk menunggu diriku, sesuatu yang tak pasti, hanya membuang energi, Aku yakin her, diluar sana masih banyak orang-orang terbaik yang lebih pantas bersanding dan mendapatkanmu juga lebih baik dariku dari segala hal, aku hanya manusia biasa yang tak sepadan dengan dirimu. Apalagi kalau sudah menyangkut soal harta dan tahta. Aku hanya lelaki miskin yang terlalu outopis mencintai perempuan cantik dari keluarga kaya raya dan terpandang seperti dirimu, bagiku semua itu "Bagaikan pungguk rindukan bulan", mimpi disiang bolong, sesuatu yang tak mungkin terjadi.  

Tapi walaupun demikian, aku akan selalu berdoa untukmu Her, doa terbaik tersanjungkan disetiap waktu sujudku special hanya untuk dirimu, suasana hening sejenak menyelimuti kami, aku melanjutkan kata-kata, semoga kamu dipertemukan dengan jodoh yang terbaik, jodoh yang selama ini kamu rindu, mimpi dan idam-idamkan.  

"Kalau begitu aku pun akan berdoa pada Tuhan", sahut Hera, "apa berdo'a?" dahiku sedikit berkerut, "semoga jodoh terbaikku itu adalah dirimu",  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun