Mendengarkan Lagu Religi, Sarana Muhasabah Diri!
Â
Bagi umat islam ketika sedang menjalankan ibadah puasa, mereka  biasa mengisinya dengan berbagai aktifitas yang positif baik itu meningkatkan ibadah shalat sunah, tadarus al-Qur'an, bersedekah, dan  bagi sebagian dari mereka melakukan aktifitas untuk mengalihkan rasa lapar dan haus itu dengan mendengarkan lagu-lagu yang bernuansa religi.  Â
Dikutip dari berbagai sumber, bahwa hukum mendengarkan lagu saat menjelankan ibadah puasa Ramadhan adalah mubah. Selama lagu yang didengarkan itu tidak dilakukan bersamaan dengan suatu kemaksiatan, misal sambil berjoged bersama wanita yang bukan muhrim. Mendengarkan musik tidak termasuk ke dalam hal yang dapat membatalkan puasa. Selain itu, mendengarkan lagu juga tidak merusak pahala puasa.
Muhammad Al-Ghazali berpendapat bahwa musik dan nyayian itu sama saja dengan ucapan biasa yang baik dinilai baik dan yang buruk dinilai buruk, sedangkan Abd Al-Aziz bin Baz menyatakan bahwa hukum mendengarkan musik dan nyayian adalah haram. Yang dimaksudkan oleh Abd Al-Aziz bin Baz mungkin karena dilakukan bersamaan dengan suatu kemaksiatan.
Banyak lagu-lagu yang bernuansa religi dijadikan sebagai sarana dakwah, seperti lagu yang di bawakan oleh penyanyi Opick, Pasha Ungu, bahkan H. Rhoma Irama dalam beberapa syair lagunya banyak mengandung unsur religi sarat makna yang mendalam. Mendengarkan lagu bernuansa religi saat menjalankan ibadah puasa selain bisa menghilangkan fokus lapar dan haus juga sebagai sarana untuk Muhasabah diri.
Lagu Opick
https://www.youtube.com/watch?v=8qlbqTlhS6oÂ
Â
Rapuh
Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka, tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan
Seribu mimpi, berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Kupersembahkan kepada-Mu
Yang terindah dalam hidupku
Meski 'ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepada-Mu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah pada-Mu
Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintai-Mu
Dalam dada kuharap hanya
Diri-Mu yang bertahta
Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintai-Mu
Dalam dada kuharap hanya
Diri-Mu yang bertahta
Meski 'ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepada-Mu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah pada-Mu
Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintai-Mu
Dalam dada kuharap hanya
Diri-Mu yang bertahta
Meski 'ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepada-Mu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah pada-Mu
Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintai-Mu
Dalam dada kuharap hanya
Diri-Mu yang bertahta
Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir pada-Mu
Dikutip dari laman https://hot.detik.com/music/d-6682846/20-lagu-religi-terbaik-islami-dan-liriknya-dari-opick  (pukul 15.19 WIB).
Pasha Ungu
Â
(https://www.google.com/search?q=kompilasi+lagu+religi+ungu&oq=kompilasi+lagu+religi+ungu&gs )
Andai ku tahu
Kapan tiba ajalku
Ku akan memohon
Tuhan, tolong panjangkan umurku
Andai ku tahu (ku tahu)
Kapan tiba masaku
Ku akan memohon
Tuhan, jangan Kau ambil nyawaku
Aku takut
Akan semua dosa-dosaku
Aku takut
Dosa yang terus membayangiku
Andai ku tahu
Malaikat-Mu 'kan menjemputku
Izinkan aku
Mengucap kata taubat pada-Mu
Aku takut
Akan semua dosa-dosaku
Aku takut
Dosa yang terus membayangiku
Ampuni aku
Dari segala dosa-dosaku
Ampuni aku
Menangis, ku bertaubat pada-Mu
Aku manusia (aku manusia)
Yang takut neraka
Namun aku juga (namun aku juga)
Tak pantas di surga
Andai ku tahu (ku tahu)
Kapan tiba ajalku
Izinkan aku
Mengucap kata taubat pada-Mu
Aku takut
Akan semua dosa-dosaku
Aku takut
Dosa yang terus membayangiku
Ampuni aku
Dari segala dosa-dosaku
Ampuni aku
Menangis, ku bertaubat pada-Mu
Ha-ah-ah, ha-ah-ah
Ha-ah-ah, ha-ah-ah-ah
Ha-ah-ah, ha-ah-ah
Ha-ah-ah, ha-ah-ah-ah
Terjemahkan ke bahasa Indonesia
(https://www.google.com/search?q=lirik+lagu+andai)Â
H. Rhoma Irama 'Sebujur bangkai'
https://www.youtube.com/watch?v=jLken54b6xQÂ
Â
 Badan pun tak berharga
Sesaat ditinggal nyawa
Anak istri tercinta
Tak sudi lagi bersama
Secepatnya jasad dipendam
Secepatnya jasad dipendam
Karena tak lagi dibutuhkan
Diri yang semula dipuja
Kini bangkai tak berguna
Dari kamar yang indah
Kasur empuk tilam putih
Kini harus berpindah
Terkubur dalam perut bumi
Kalau selama ini
Diri berhiaskan
Emas intan permata
Bermandi cahaya
Tetapi kali ini
Di dalam kuburan
Gelap pekat mencekam
Tanpa seorang teman
Terputuslah
Pergaulan
Terbujurlah sendirian
Diri terbungkus kain kafan
Wajah dan tubuh indah
Yang dulu dipuja-puja
Kini tiada lagi
Orang sudi menyentuhnya
Jadi santapan cacing tanah
Jadi santapan cacing tanah
Sampai yang tersisa kerangka
Begitulah suratan badan
Ke bumi dikembalikan
Kebanyakan manusia
Terlena sehingga lupa
Bahwa maut 'kan datang menjelang
Semua syair yang ada pada lagu tersebut kiranya sangat cocok dijadikan sebagai peninjauan atau koreksi diri atas segala tindak perbuatan, sikap, kelemahan, dan kesalahan diri sendiri, setelah itu kemudian berusaha sekuat tenaga segala daya dan upaya untuk membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat. Selalu berkomitmen dalam merencanakan kebaikan dan menghindari, menjauhi semua bentuk keburukan dalam kehidupan. Dengan mendengarkan lagu-lagu yang bernuansa religi semoga akan lebih mendekatkan diri kita pada sang pencipta Alloh SWT. Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H