"Sekali lagi kalau bukan dirinya aku tidak mau"! untuk terlibat didalamnya.
Tapi karena dia yang memintaku, aku coba luangkan waktu untuknya, ya hanya karena dia, semua itu aku lakukan, walau sedikit terpaksa, apapun akan aku jalani untuk dia bisa tersenyum, dan itu sudah membuat aku sedikit lega dan bahagia. Ketika melihat bibirnya mulai mengembang dengan penuh optimistis.
Aku sadar dia bukan siapa-siapanya aku, saudara bukan, pacar apalagi, tapi kenapa aku seberani ini berkorban untuknya?, justru itu yang membuat aku juga sangat heran dan bertanya pada diriku sendiri "ada apa"? "haaah" aku buang gundah lewat hembusan nafas berkali-kali, aku juga bingung, "apakah karena ada rasa yang mulai menyerbu lorong dan bersemayam pada dinding hatiku"?, Sudahlah aku tak mau berdebat soal itu". gumamku sendiri.
Kalau ada anggapan aku membantu dirimu karena ada tujuan tertentu, itu soal lain, biarlah isu itu mengalir dan berkembang apa adanya, aku tak demikian kawan, aku tak peduli dengan penilaian orang-orang, terkadang netizen lebih sadis dalam menghukumi masalah orang lain, ingat!, kehidupan ini akan selalu berpasangan ada suka dan tidak suka, sudahlah jangan diambil pusing.
"Lalu apa yang membuat aku tergerak dan tak mampu menolak"?, Jasamu yang menggerakan hatiku selalu ada untukmu, jasamu terlalu besar padaku, "ketika aku dihadapkan pada masalah" dirimulah yang membantu aku, jadi semua aku lakukan tanpa ada tujuan apa-apa, hanya membantu sebagai balas jasa, sekali lagi hanya coba membantu, barangkali ini sedikit meringankan kawan.
"Membantu ketika dibutuhkan dan aku bisa, kenapa tidak?" Bisik hatiku. Tak tergantung kepada siapa, teman, saudara, atau siapapun itu, yang jelas meringankan beban orang, terkadang membuat hatiku menjadi bahagia melebihi segalanya, perjalanan ruhani ini tentu tidak bisa di beli dengan nominal berapapun, dan karena oriented-nya bukan uang semata, tapi kesenangan dan kepuasan hati yang akan kita dapatkan.
Tanpa pamrih dari siapapun, karena perlu di ingat bahwa "apa yang kita taman, akan kita tuai" pepatah sederhana ini yang telah me-racun-ku untuk terus bergerak, agar bisa menebarkan manfaat kebaikan sekecil apapun untuk sesama dari segala aktifitas keseharianku dalam bersosial. Â Â
Termasuk ketika kamu memintaku untuk membantumu, ya aku sanggupi saja itu, aku tak bisa menolak dan aku tak berfikir apapun, apalagi soal imbalan, tidak sama sekali "ingat hanya membantu tidak lebih". Terlepas dari segala persoalan dan penafsiran dirimu, aku tak begitu peduli dengan penilaian orang, karena apapun penilaian itu adalah hak mu, karena aku tak mungkin memakasakan agar kamu berkata dan berfikir sama seperti diriku, sungguh tak akan mungkin aku lakukan.
Dari secuil dan segenap ikhtiar yang bisa aku lakukan anggaplah itu sebagai persembahan kado terbaik dariku dihari istimewamu, Ketika dirimu bisa keluar dari zona yang mendebarkan itu aku sangat bahagia, tidak lebih niatku hanya itu kawan. Tetaplah semangat, hadapi semua dengan senyuman, selalu berfikir positif, jangan lupa bahagia dan tetap bersyukur dalam keadaan apapun. Aku menarik nafas agak berat, dan bibirku tergerak, See you. Aku akan selalu merindukanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H