Mohon tunggu...
Wawan Hermawan
Wawan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Blogger

Hobi jalan-jalan, membaca, menulis dan membahagiakan orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sungguh, Aku Sangat Mencintaimu! Part II

29 Januari 2024   21:56 Diperbarui: 30 Januari 2024   11:44 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh, aku sangat mencintaimu! Part II

 

Aku tahu dirimu sangat kecewa dengan keadaan ini, ya inilah aku her, dari awal aku katakan padamu, aku hanya manusia biasa yang masih jauh dari kata sempurna, hari ini sedang berusaha menjadi baik, baru berusaha...belum seutuhnya baik.

Tapi plase jangan kembalikan aku kemasa laluku, aku muak keadaan itu, dirimulah yang membuat aku bisa berubah seperti ini, karena dirimu her.

Hera mulai bicara, "iya, aku sangat kecewa padamu"! dengan suara bergetar dan agak berat.

Kenapa? Tanyaku.

Apa yang membuatmu kecewa her? Lanjutku,

Lalu suasana menjadi hening, 

Hera melanjutkan kata-katanya, "kenapa kamu mencintaiku?",

"apa salah, jika aku mencintaimu her?"

Hera terdiam lagi,

Jangan tanyakan soal rasa itu, jawabku,

aku juga tak tahu, rasa itu datang dengan sendirinya lalu mengalir apa adanya tanpa ada paksaan.  

Dia-lah telah tancapkan rasa itu dalam dadaku, 

"sampai kapan?" tanya Hera,

Sampai diri-Nya mencabut kembali rasa itu dalam dada ini. Dia yang menanamkan dia pula yang akan mengambilnya kembali.

@@@

Aku juga sadar her, sesuatu yang tidak mungkin terjadi, karena aku dan dirimu, bagai langit dan bumi, aku mencintai wanita cantik seperti dirimu dari kalangan kaya raya dan terpandang, sedang aku hanya manusia jalanan yang sangat tak pantas bersanding denganmu, aku juga sadar itu.

Tapi aku akan tetap mencintaimu her sampai kapanpun,

"Ngaco kamu", 

ngaco? "apanya?..

pikiranmu, jawab hera

Mubazir tahu?,

Dalam cinta tidak ada kata mubazir, terus memberi, memberi dan memberi, kalau itu memaksaku?

"Tidak", karena aku yakin sekali, sesuatu yang keluar dari hati akan diterima oleh hati pula,

Awas hati-hati dengan hatimu, bisa jadi membuat kamu kecewa, timpal Hera,

Itu konsekuensi her, karena aku telah berharap pada manusia. Maka aku akan berharap pada Alloh agar orang yang aku cintai tidak mengecewakanku.

Hera tidak bisa bicara lagi hanya diam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun