"Secara logika, pelaku yang bertubuh pendek (160 cm) tidak mungkin alat kelaminnya bisa menyentuh kelamin sapi. Terlebih persetubuhan itu dilakukan dengan posisi berdiri," kata Legawa.
Bahkan, saat persetubuhan itu berlangsung, adiknya yang ikut mencari ikan, tidak melihat GA bersetubuh dengan sapi. "Anak saya melihat kakaknya hanya duduk beristirahat," kata ibu GA.
Namun, saksi mata Gusti Ngurah Dinar yang tengah melintas di tepi pantai menyaksikan langsung GA sedang asik bergumul dengan sapi milik Wayan Yasa.
Inilah cuplikan berita yang tidak kalah menariknya bahkan sapi tersebut sampai hamil, lalu diadakan Prosesi "pernikahan" ini merupakan bagian dari ritual pembersihan desa yang dianggap kotor akibat perbuatan menyimpang GA dengan seekor sapi . Dan Selanjutnya, usai "pernikahan" tersebut, ritual akan dilanjutkan dengan menenggelamkan sapi ke tengah laut dan memandikan si pemuda. Pemuda tersebut diusir dari kampung halamannya.
Ini adalah kesedihan bagi kita semua akan terjadinya pergesaran budaya ditengah kehidupan yang memang dianggap berat. Apakah ini adalah tanda-tanda akhir zaman
Perbuatan yang tidak patut, dan semestinya sangat privat (pribadi) dipublikasikan secara luas. Dampaknya sangat luas dan luar biasa. Tentu, semuanya karena media ikut serta menyiarkan peristiwanya, terutama media elektronik. Hanya kebetulan yang melakukan peristiwa itu, orang yang memiliki posisi di masyarakat, dan selama ini akrab dengan masyarakat.
Peristiwa itu sendiri hanyalah menggambarkan semakin dekadennya (merosotnya) secara moral anak bangsa ini. Perlahan-lahan kehidupan menjadi lebih permisif. Tidak ada lagi batasan mana yang boleh dan mana yang dilarang. Semua yang diinginkan dan dimauinya dilaksanakan dengan bebas. Tidak ada lagi yang dapat membatasinya. (eramuslim.com)
Jika sudah tidak ada sedikitpun rasa malu, mengapa harus memerlukan tempat khusus, dan harus direkam? Mengapa mereka tidak saja melakukan hubungan sek (badan), secara terbuka, tidak perlu mencari tempat khusus, seperti yang dilakukan binatang. Binatang kawin hanya karena instinknya. Tidak ada akal dan hati. Tetapi manusia yang memiliki akal dan hati, berbuat dan bertindak lebih jelek, dibandingkan dengan kumpulan binatang. Tanpa ada rasa malu.
Semoga kita dijauhkan dari perbuatan tersebut dan mendekati. Dan semoga yang melakukan diberikan hidayah sehingga bertaubat kepada Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H