Mohon tunggu...
Wawan Kurn
Wawan Kurn Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar Menulis, Senang Membaca, Hobi Memancing. Dapat dikunjungi di www.wawankurn.com

Belajar Menulis, Senang Membaca, Hobi Memancing. Dapat dikunjungi di www.wawankurn.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kampus Terbesar di Dunia dan Blogshop Kompasiana Bersama JNE

17 April 2015   17:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum berpindah di pembahasan selanjutnya, pemateri membangun komunikasi dengan para peserta. Pemateri mencoba melihat seberapa banyak peserta yang telah menggunakan blog pribadi dan yang memiliki akun kompasiana. Alhasil, ada beberapa peserta mengacungkan tangan sambil tersenyum. Sebagian besar memiliki akun kompasiana. Pertanyaan pemateri itu pun mengantarkan kami pada slide berikutnya. “Hirarki Blog”.

“Untuk apa seseorang menggunakan blog?”

Pertanyaan itu dapat terjawab dengan slide yang ditampilkan materi. Ada segita terbalik yang kemudian dibagi dalam lima bagian. Setiap bagiannya dijelaskan dengan rinci. Pada bagian paling bawah, alasan kebanyakan orang menggunakan blog adalah “To have fun”. Bermain blog hanya untuk kesenangan semata, mungkin saja iseng - iseng atau sekedar mengisi waktu luang. Di sekitar kita, mungkin ada banyak orang yang seperti itu. Selanjutnya, ada “to connect people” melakukan hubungan atau interaksi melalui blog. Misalnya saja terhubung dengan beberapa orang yang melalui blog, kita akan lebih mudah berkomunikasi atau bertukar pikiran. Setelah itu, tingkatan selanjutnya ada “To make money” Tak jarang kita temui ada beberapa orang yang menggeluti pekerjaan seperti itu. Menggunakan blog dengan fokus untuk menghasilkan uang. Namun, jangan salah jika ada beberapa orang yang kemudian berhasil menggunakan blog sebagai mata pencaharian utama lantaran berhasil mengelolah blognya dengan baik.
Selanjutnya ada “To establish your expertice” ada juga yang menggunakan blog untuk menyebarluaskan keahlian yang dimiliki. Sebut saja fotografer yang kemudian menggunakan blog untuk menampilkan hasil karyanya. Dan tingkatan tertinggi adalah “To help people” menolong orang lain dengan menggunakan blog tentu saja hal yang luar biasa. Dengan blog kita dapat membuka ruang yang berbeda dengan tujuan menolong orang lain. Menolong bisa saja dengan menulis hal yang bermanfaat, hal yang ingin diketahui pembaca dan masih banyak hal lainnya.

Setelah penjelasan itu, pemateri menjelaskan sejumlah hal penting tentang blog. Semisal konten yang menarik, sesuatu yang beda dan menggunakan data primer. Blog dapat menjadi alat yang mengagumkan untuk pengembangan bisnis. Selain blog, dijelaskan sosial media yang dapat digunakan semisal twitter dan facebook. Perihal Facebook, ada baiknya kita membuat Fan Page yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha yang kita jalani. Terakhir, pemateri menjelaskan konsep Crowdsourcing dan kehadiran Kompasiana. Konsep yang mengajak partisipasi banyak orang, seperti halnya kompasiana yang telah dipenuhi dengan penulis yang cukup banyak jumlahnya. Serta luaran yang kompasiana hasilkan, seperti Kompasiana Freeze, Kompasiana TV, Kompasiana Book, dan Kompasiana Komunitas.

Wahyu Aditya

Jika ada kementrian yang saat ini begitu gaul dan keren, maka KDRI akan jadi pilihan yang tepat untuk itu. KDRI adalah singkatan dari Kementrian Desain Republik Indonesia. Pendiri KDRI menjadi salah satu pembicara di Blogshop Kompasiana Bareng JNE, Wahyu Aditya. Alumni SMAN 3 Malang itu kurang lebih selama 15 menit memaparkan ide serta aksi yang telah dijalankan selama beberapa tahun belakangan ini.

“Semua berawal dari iseng - iseng semata” katanya. Namun, iseng - iseng itu yang membuatnya mendapat kesempatan untuk menjadi seseorang yang telah melakukan beberapa hal positif. Jika mengulang masa, sewaktu dia masih di SMA Wahyu merasa desain baju sekolahnya kurang gaul. Dia menyebutnya “Horror”. Semua desain yang ada di sekolahnya, dianggap Horror. Hingga pada akhirnya, dia memberanikan diri untuk menghadap ke Kepala Sekolah dan memberi desain baju yang keren. Hasilnya, desain itu disetujui dan dicetak sebanyak 1000 eks. Berawal dari itu, seluruh desain baju hingga kop surat OSIS SMAN 3 Malang berubah drastis. Jelas, Wahyu melakukan itu dilandasi dengan visinya waktu itu. Ingin membuat SMAnya menjadi sekolah tergaul di daerahnya. Selain itu di bangku sekolah, buku catatan bahasa Indonesia yang dia miliki berubah menjadi komik yang gambarnya bercerita tentang apa saja. Bahkan, teman - temannya memintanya untuk terus melanjutkan cerita yang ada di bukunya itu. Itulah yang mengawali kisah perjalanan Wahyu hingga berhasil menorehkan berbagai prestasi.

Seolah menyambung materi sebelumnya tentang “To Help People”, Wahyu mengatakan jika setelah usianya bertambah. Visi pun kembali ditingkatkan. Jika dulu hanya skala lingkup sekolah, maka Wahyu berusaha menjangkau yang lebih luas. Lahirlah KDRI dengan konsep yang begitu original. Hal yang sering kali dilakukan adalah mengkritik logo yang sudah ada. Dengan cara menciptakan desain baru yang lebih menarik.

Pada akhirnya dengan menggunakan layanan blogspot, Wahyu mulai mengembangkan KDRI. Hingga kemudian berubah menjadi crowdsourcing. Bermula saat keresahan Wahyu melihat logo kemerdekaan Republik Indonesia yang hanya berubah dengan tambahan angka dan bendera setiap tahunnya. Di perayaan kemerdekaan tahun 68, Wahyu mendesain logo yang lebih menarik. Angka 68 yang kemudian membentuk kepala burung garuda. Logo itu disebarkan secara gratis, hingga ada yang menggunakannya pada beberapa aksesoris. Di tahun berikutnya, KDRI membuat lomba desain logo kemerdekaan RI 69. Saat itu terkumpul 380 logo yang ikut serta dalam lomba. KDRI kemudian berkembang dengan menyediakan berbagai desain serta kegiatan lomba yang rutin dilaksanakan. KDRI bahkan menerima tawaran kerjasama dari pemerintah hingga beberapa komunitas. Wahyu yang juga founder dari Hellomotion, telah memberikan inspirasi bagi para peserta yang hadir.

Andre Vincent Wenas

Materi terakhir dibawakan oleh Andre Vincent Wenas. Di awal, ditampilkan motto pemateri “Keep Going Moving Forward”. Selanjutnya, slide presentasi dihiasi dengan angka statistik yang memperlihatkan peluang bisnis online saat ini dan di masa depan. Serta sejumlah hal yang JNE lakukan untuk dapat memberikan pelayanan terbaiknya. Bahkan diakui oleh pemateri kedua, Wahyu bahwa JNE lebih baik dari pesaingnya, pelayanannya lebih maksimal. Terlebih dengan mengusung “Connecting Happiness” sebagai upaya untuk terus berbenah dan melakukan peningkatan mutu. Sejumlah data yang ditampilkan mampu membuat anda percaya jikalau bisnis online memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun