Mohon tunggu...
Sudarmawan Sudarmawan
Sudarmawan Sudarmawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Staf Knowledge Management Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Haruskah Online Journal System Bagi Setiap Perguruan Tinggi di Indonesia.....

13 Desember 2013   17:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:58 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) tentang Publikasi Karya Ilmiah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas karya ilmiah Perguruan Tinggi Indonesia, merupakan konsekuensi logis dari kebijakan strategis untuk mencapai tujuan , yaitu; Terbangunnya sistem Ditjen Dikti yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

Dirjen Dikti berfungsi sebagai fasilitator, penguat dan pemberdaya dalam pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia serta berfungsi sebagai regulator. Dalam menjalankan peran tersebut, Dirjen Dikti berupaya mendorong berkembangnya publikasi karya ilmiah dari penelitian pada perguruan-perguruan tinggi di Indonesia.

Pada beberapa perguruan tinggi telah berupaya mempublikasi karya ilmiahnya dengan membuat Jurnal , namun karena masih bersifat lokal dan non elektronik, maka seiring dengan fungsi Ditjen Dikti sebagai fasilitator, penguat dan pemberdaya perlu membangun sebuah sistem aplikasi OJS yang terintegrasi, sehingga antar perguruan tinggi di lingkungan Ditlitabmas dapat saling bersinergi dalam memanfaatkan data-data karya ilmiah yang dihasilkan.

Sistem aplikasi OJS yang dibangun meliputi pengenalan sistem aplikasi, pengunggahan data jurnal, ketentuan etika profesi penulisan artikel ilmiah digital dan kontribusi karya ilmiah, perencanaan pembiayaan dan sebagainya.

Dirjen Dikti telah melakukan pelatihan kepada para pengelola jurnal dari setiap perguruan tinggi di Indonesia. Dalam pelatihan tersebut, Dirjen Dikti memiliki maksud dan tujuan mengapa pelatihan ini harus diadakan dan mengundang para perguruan tinggi;



  1. Memberikan informasi dan pemahaman tentang program aplikasi Journal Elektronik (OJS-Ditlitabmas) di perguruan tinggi dan kopertis.


  2. Penjelasan tentang penggunaan program aplikasi OJS yang akan digunakan di perguruan tinggi dan kopertis.


  3. Praktik penggunaan program aplikasi OJS tentang bagaimana proses mulai dari pengajuan jurnal sampai penayangan bagi perguruan tinggi dan kopertis.


  4. Saling tukar informasi, diskusi dalam rangka memperkaya dan memperluas wawasan pengembangan program aplikasi OJS-Ditlitabmas.

Sistem aplikasi On-line Journal System merupakan terobosan baru yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti untuk mengakomodir untuk meningkatkan publikasi karya ilmiah seluruh perguruan tinggi di Indonesia terkait dengan perannya sebagai , penguat dan pemberdaya dalam pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia serta berfungsi sebagai regulator.

On-line Jounal System yang dikembangkan oleh Dirjen Dikti ini menggunakan apen source yang disebut dengan Open Jounal System (OJS) yang diciptakan oleh John Willinsky pada tahun 1998.

OJS ini pada awalnya didukung oleh Stanford University dan SFU Library. Dalam perkembangannya OJS dewasa ini sudah digunakan oleh California Digital Library, Ontario Council of University Libraries, Simon Fraser University Library, Stanford University School of Education, University of British Columbia, and the University of Pittsburgh Library.

Di Indonesia sendiri, open journal system sudah banyak digunakan perguruan tinggi – perguruan tinggi negeri maupun swasta contohnya; ITS, BINUS, UNJ dll. OJS sendiri sudah masuk dalam lingkaran index yang dilakukan oleh lembaga indepedent seperti SCOPUS (Belanda), DOAJ (Directory of Open Access Journals ) Swedia, Google Scholar dan sebagainya. Lembaga-lembaga yang melakukan index ini sangat penting bagi universitas-universitas yang sudah mempublikasi artikel karya ilmiahnya dengan secara online.

Hasil survey yang dilakukan oleh DOAJ pada 28 November 2013 mengenai perkembangan journal online yang negara-negara ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke 23 di atas Malaysia, Thailand, Vietnam. Tapi dari segi out put penelitian, Indonesia masih di bawah Malaysia dan jauh di bawah Singapura. Ini membuktikan bahwa hasil penelitian yang lakukan oleh tenaga akademisi di Indonesia masih belum diaplikasikan ke masyarakat banyak tapi masih sekedar sampai pada artikel ilmiah yang dipublikasikan.

Pada tahun 2016, Dirjen Dikti menargetkan bahwa seluruh perguruan tinggi di Indonesia sudah menggunakan Online Journal System untuk mempublikasikan artikel ilmiahnya. OJS ini sangat recomended untuk digunakan sebagai salah satu cara mempublikasikan artikel ilmiah secara online selain jurnal yang dicetak (print). Dari segi alokasi dana, jelas OJS dapat mengurangi alokasi dana untuk pencetakan jurnal konvesional karena sifatnya paperless.

Online Journal System ini juga memungkinkan bagi para pengelola jurnal di perguruan tinggi untuk mempublikasi artikel – artikel ilmiah yang sudah dipublikasikan dalam bentuk cetak ke dalam bentuk oline publikasi. Artinya artikel – artikel ilmiah yang sudah terbit beberapa tahun sebelumnya bisa dipublikasikan secara online.

Dalam OJS, semua proses pengelolaan jurnal artikel ilmiah dilaksanakan secara online mulai dari pendaftaran artikel, proses review sampai pembulikasian. Karena sifatnya open source, OJS secara otomatis sudah masuk dalam lingkaran index yang dilakukan oleh DOAJ. DOAJ sebagai lembaga index internasional sangat diandalkan sebagai mesin pencari artikel ilmiah yang dipublikasikan secara online.

Beberapa lembaga index seperti DOAJ, SPOCUS selain berfungsi sebagai menyajikan statistik index dari artikel ilmiah yang dipublikasikan secara online, lembaga ini juga ternyata menjadi indikator dari jurnal – jurnal internasional yang terakreditasi resmi atau abal – abal.

DOAJ, SPOCUS dan lembaga index sejenis bisa memberikan kepada tenaga pendidik di perguruan tinggi informasi jurnal – jurnal internasional mana yang resmi dan jurnal internasional abal – abal. Ini sangat penting bagi syarat pengajuan kepangkatan akademik tenaga pengajar, karena dalam kenyataannya banyak jurnal – jurnal internasional yang abal – abal, jelas ini sangat merugikan bagi para tenaga pengajar perguruan tinggi.

Bagi perguruan tinggi yang belum menerapkan Online Journal System, inilah saatnya untuk memulai dan memanfaatkan dari kelebihan-kelebihan dari sistem ini. Selain ekonomis, cara pengelolaannya pun tidak susah dan bisa dipelajari oleh personal dari berbagai disiplin ilmu. Selamat mencoba dan menjalankannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun