Mohon tunggu...
Wawan Suryadi
Wawan Suryadi Mohon Tunggu... Guru - Guru di SD Islam Terpadu Ukhuwah 2 Banjarmasin

Saya senang menulis, membaca, dan berbagi praktik baik dalam bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

27 April 2023   13:35 Diperbarui: 27 April 2023   13:38 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mempengaruhi setiap pengambilan keputusaan. Setiap keputusan yang diambil pasti akan memiliki resiko dan keputusan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan diperlukan nilai-nilai kejujuran dan integritas yang tergambar dalam keteladanan dan kebijakan- kebijakan yang diambil dalam setiap keputusan.

Nilai-nilai yang dipegang teguh akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Nilai kebajikan tersebut akan mengarahkan kita dalam mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya serta memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik. Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi sosial emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan berinteraksi sscial dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Berdasarkan pengalaman yang telah saya alami bahwa pengambilan keputusan yang saya lakukan sudah efektif. Jika kita hubungkan antara materi pengambilan keputusan dengan materi keterampilan coaching, keterampilan yang harus dimiliki coach adalah menggali kemampuan coachee dalam memecahkan permasalahannya sendiri. Keterampilan coaching tersebuat diantaranya yaitu: mampu memberikan pertanyaan yang berbobot, memiliki pembawaan yang positif, kemampuan mendengarkan dan memotivasi, bisa memandu percakapan, berkomitmen untuk terus belajar. Pendekatan coaching sistem among dapat diterapkan dengan menggunakan metode TIRTA yang merupakan kepanjangan dari T: Tujuan, I: Identifikasi, R: Rencana aksi, dan TA: Tanggung jawab.

Menurut saya kegiatan coaching yang diberikan fasilitator dapat membantu saya untuk berlatih mengevaluasi pilihan yang saya buat. Apakah keputusan yang saya buat tersebut sudah berpihak pada murid? Apakah keputusan tersebut  telah sesuai dengan kebajikan universal? Apakah keputusan tersebut dapat dipertanggung jawabkan? 

Pendidik sebisa mungkin harus dapat menggali potensi siswanya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berbobot sehingga mereka dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk memecahkan masalahnya sendiri. Keterampilan coaching dapat membantu untuk memprediksi hasil dan pilihan yang berbeda untuk setiap pengambilan keputusan. Coaching sangat membantu dalam mengidentifikasi masalah dan menghasilkan keputusan yang tepat ketika menentukan keputusan terkait dilema etika atau pun bujukan moral.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab membutuhkan keterampilan sosial-emosional seperti kepercayaan diri, kesadaran diri (self awarness), kesadaran sosial, dan keterampilan sosial. Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan yang terbaik, berpihak kepada murid, tidak tergesa-gesa, serta dapat dipertanggungjawabkan segala keputusan yang telah diambil, khususnya masalah dilema etika. Dengan menyadari keterampilan sosial dan emosionalnya, pendidik akan dapat mengenali berbagai pilihan dan kemungkinan hasil serta meminimalkan kesalahan/resiko dalam proses pengambilan keputusan dengan memikirkannya secara matang dan penuh pertimbangan terkait masalah dilema etika yang dihadapi.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai pemimpin pembelajaran, pendidik harus mampu melihat setiap masalah yang dihadapinya, apakah permasalahan tersebut merupakan sebuah dilema etika atau bujukan moral. Jika pendidik menghadapi masalah berupa dilema etika yaitu nilai benar lawan benar, maka guru dapat melakukan analisa melalui 4 paradigma pengambilan keputusan dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta melakukan tahapan dalam 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Kesembilan Langkah dalam pengujian pengambilan keputusan ini harus dilakukan secara urut dan sistematis agar menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid, mengandung nilai kebajikan universal dan dapat dipertanggung jawabkan. Guru harus berusaha membuat keputusan yang bertanggung jawab dengan melakukan pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan pada setiap masalah yang dihadapi.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun