Mohon tunggu...
Wawan Suryadi
Wawan Suryadi Mohon Tunggu... Guru - Guru di SD Islam Terpadu Ukhuwah 2 Banjarmasin

Saya senang menulis, membaca, dan berbagi praktik baik dalam bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif

23 Desember 2022   20:09 Diperbarui: 23 Desember 2022   20:18 8669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disiplin Positif
Disiplin positif adalah pendekatan untuk menuntun kodrat anak agar berdaya dalam mengontrol diri dan menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu nilai-nilai kebajikan. Disiplin positif menjadi komponen utama dalam mewujudkan budaya positif.

Teori kontrol
Di dalam teori kontrol dijelaskan bahwa yang bisa mengontrol seseorang adalah dirinya sendiri. Seseorang akan melakukan sesuatu atau tidak tergantung dari dalam diri orang tersebut sesuai dengan motivasi pemenuhan dasar yang dimilikinya.

Teori Motivasi
Perilaku yang ditunjukkan manusia pasti memiliki motivasi dan tujuan. Motivasi dibagi menjadi dua, yakni motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang diinginkan oleh seseorang dalam rangka menghargai diri dnegan nilai yang diyakininya. Sementara itu, motivasi eksternal di antaranya adalah keinginan yang dilakukan dalam rangka menghindari ketidaknyamanan/hukuman atau ingin mendapatkan imbalan/penghargaan.

Hukuman dan Penghargaan
Hukuman dan penghargaan adalah salah satu cara mengontrol perilaku murid yang secara tidak langsung menghambat potensinya. Dalam jangka waktu tertentu, baik hukuman dan penghargaan akan sama0sama memberikan dampak yang sama, yakni ketergantungan (bukan kemerdekaan) dan tentunya mematikan motivasi internal seseorang.

Posisi Kontrol Guru
Ada 5 posisi kontrol seorang guru, yaitu: sebagai penghukum, sebagai pembuat rasa bersalah, sebagai teman, sebagai pemantau, dan sebagai manajer. Posisi kontrol guru yang baik dan ideal berada pada posisi kontrol manajer.

Kebutuhan Dasar Manusia
Ada 5 jenis kebutuhan dasar manusia, yaitu: kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan akan kesenangan, dan kebutuhan akan penguasaan.

Keyakinan Kelas
Keyakinan kelas adalah nilai-nilai kebajikan yang diyakini oleh warga kelas untuk menumbuhkan motivasi internal dan budaya positif di kelas.

Segitiga Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain. Segitiga Restitusi adalah alur untuk menegakkan keyakinan bersama di dalam kelas atau sekolah. Ada tiga unsur segitiga restitusi, yakni:
1)Menstabilkan identitas
2)Validasi tindakan yang salah
3)Menanyakan keyakinan

Hal menarik di luar dugaan:
1.Ternyata disiplin positif yang selama ini saya pahami sangat berbeda dengan disiplin positif yang telah saya pelajari dari modul 1 ini. Saya dulu memahami disiplin itu ialah perilaku anak yang mengikuti aturan dan selalu konsisten dengan aturan tersebut, ternyaa disiplin positif merupakan keyakinan akan nilai-nilai kebajikan universal.
2.Hukuman dan penghargaan ternyata bukan cara yang baik dalam menumbuhkan motivasi anak dalam berperilaku.
3.Ternyata ada posisi kontrol guru yang paling ideal, yaitu posisi kontrol manajer. Selama ini saya menerapkan posisi pemantau yang saya kira sebagai posisi terbaik bagi seorang guru.
4.Dengan mengetahui kebutuhan dasar manusia, kita bisa memetakan motivasi yang dilakukan seorang siswa saat ia berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan/keyakinan sekolah.
5.Keyakinan kelas/sekolah ternyata sangat berbeda dengan aturan kelas. Serta cara merumuskan keyakinan kelas juga menggunakan Langkah-langkah yang berbeda.
6.Sebagai guru dengan posisi pemantau, saya sering menanyakan kesalahan apa yang telah dilakukan murid (Memvalidasi tindakan salah) dalam salah satu langkah restitusi. Setalah mempelajari modul budaya positif saya baru tahu ternyata terdapat langkah lainnya.

*Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah mempelajari modul ini, tentunya ada perubahan yang terjadi pada cara berpikir saya dalam menciptakan budaya positif, antara lain:
1.Membuka sudut pandang saya dalam melihat permasalahan yang dilakukan seseorang, terutama murid di sekolah. Sebab segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki motivasi dan tujuan. Maka dari itu, saya lebih bijak dalam melihat kebutuhan murid saat murid tersebut melakukan kesalahan.
2.Hukuman dan penghargaan merupakan motivasi eksternal, sekarang saya berusaha untuk mengubahnya agar siswa memiliki motivasi internal.
3.Saya menempatkan posisi kontrol pada tingkat manajer, sebagai posisi kontrol yang paling ideal.
4.Melaksanakan segitiga restitusi sebagai langkah menangani masalah agar murid  bisa kembali pada kondisi yang baik, menguatkan budaya positif, dan berpihak kepada murid.
5.Mampu mengelola emosi ketika melihat suatu kesalahan yang dilakukan murid

*Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?
1.Dalam membimbing murid agar memiliki pribadi yang disiplin, saya selalu memposisikan diri pada posisi kontrol pengamat. Setelah mempelajari modul ini, ternyata saya pernah mengambil posisi kontrol sebagai manajer, yaitu ketika murid saya melakukan kesalahan, saya langsung menenangkannya dan berbicara kepadanya dengan nada suara yang lembut. Kemudian saya menanyakan kira-kira kesalahan apa yang telah di perbuat dan bagaimana cara memperbaiki kesalahan tersebut. Namun segitiga restitusi belum dijalankan semua.
2.Untuk menumbuhkan motivasi murid dalam melakukan kebaikan, saya pernah menumbuhkan motivasi internal murid dengan memberikan nasihat-nasihat terkait nilai-nilai kebaikan.
3.Saat mengatasi masalah saya melakukan satu langkah dari segitiga restitusi yaitu memvalidasi kesalahan kemudian meminta murid untuk berfikir bagaimana cara menyelesaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun