Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru - Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teacherpreneurship : Meningkatkan Daya Saing Siswa di Era Global

2 Februari 2025   09:16 Diperbarui: 2 Februari 2025   10:42 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teacherpreneurship : Meningkatkan Daya Saing Siswa di Era Global (unsplash.com)

"Teacherpreneurship tidak hanya menuntut guru untuk memperkuat keterampilannya sendiri. Guru dituntut untuk memperkuat keterampilan peserta didiknya melalui empat level kemampuan penguasaan kompetensi guru; kemampuan merefleksi materi pembelajaran; kemampuan pengelolaan teknologi; serta kemampuan entrepreneur."

Teacherpreneurs adalah mereka yang ahli dalam pengelolaan pembelajaran di kelas seperti umumnya, namun mereka juga memiliki waktu, tempat dan penghargaan untuk menelurkan dan menjalankan ide mereka sendiri persis seperti para pengusaha (Barnett Berry)

Teacherpreneurs merupakan seorang agen of change yang mampu beradaptasi dengan semua perubahan, kreatif dalam menulis, melakukan penelitian, mengembangkan media pembelajaran dan perangkat teknologi baru. Karya inovatif tersebut bisa mendukung kegiatan pembelajaran agar lebih berkualitas. yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi, energik dan berani mengambil risiko (David McClelland).

Teacherpreneurs mengelola kelas mereka dengan pola pikir kewirausahaan dalam proses pembelajaran, membantu siswa untuk tertarik, memahami, dan memotivasi, menghasilkan dan mempraktikkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk  mencapai potensi terbaik mereka dengan dorongan seorang pendidik.

Dimensi psikososial seorang teacherpreneur juga dapat dikenali dari keterampilan yang diperoleh melalui 4O (olah pikir, olah rasa, olah hati dan olah raga). Teacherprenur dapat menjadi solusi yang meningkatkan kualitas kompetitif sumber daya manusia (SDM), dalam hal ini mahasiswa, tenaga pendidik itu sendiri, dan seluruh ekosistem pendidikan.

Keterampilan teacherpreneur diperoleh melalui pengembangan kebiasaan di dalam dan di luar kelas yang kemudian dibentuk dan tercermin dalam perilaku guru. Menjadi sebuah urgensi untuk meningkatkan dan memperkuat kemampuan dan karakter guru. Hal ini karena peran guru dalam proses pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan sangatlah penting. Hal ini juga dijelaskan dalam UURI No. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005.

Permasalahan dalam proses  belajar mengajar menimbulkan tantangan tersendiri bagi guru. Saat ini, guru tidak hanya perlu memiliki keterampilan, tetapi juga harus lebih proaktif, kreatif, inovatif, dan efektif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar seiring dengan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini diperlukan. Integritas karakter, semangat kewirausahaan. Kombinasi keterampilan guru dan sifat kepribadian ini kemudian disebut " teacherpreneurship".

Para pendidik saat ini harus berpikir dan berusaha  menjadi teacherpreneurs. Hal ini karena keterampilan "Teacherpreneurs" dianggap sangat tepat untuk memecahkan tantangan pendidikan masa kini. Individu dituntut untuk mampu bersaing secara global. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mengikuti tren dan perkembangan zaman agar dapat mencetak generasi yang baik dan berkarakter kuat. Terlebih lagi, perkembangan teknologi yang pesat telah membuat pembelajaran mata pelajaran sains menjadi lebih terfasilitasi..

Langkah perumusan kegiatan pendidik ini memperhatikan dan mengacu pada pendekatan pembelajaran SETS yaitu Science (Pengetahuan yang berorientasi pada pendidik), Environment (Lingkungan yang berorientasi pada peserta didik), Technology (Teknologi yang berorientasi pada teknologi terkini) and Society (Masyarakat yang berorientasi pada sekolah, orang tua/wali dan masyarakat). Dimana pendekatan pembelajaran ini sesuai dengan dukungan yang diharapkan dari keberhasilan pendidikan dan penguatan karakter teacherpreneur.

Kemampuan Teacherpreneur Guru

1. Kemampuan Penguasaan Kompetensi Guru

Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Bab 1 tentang Standar Proses pada Pendidikan Dasar dan Menengah  disebutkan bahwa proses pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pendidikan. interaktif, merangsang, dan dilaksanakan dalam satuan pendidikan yang bersifat menghibur, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berperan aktif. Guru menyediakan ruang di mana siswa dapat sepenuhnya mengembangkan spontanitas, kreativitas, dan kemandirian mereka, berdasarkan bakat, minat, serta perkembangan fisik dan psikologis mereka.

Setiap satuan pendidikan menyelenggarakan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan evaluasi proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pencapaian kompetensi lulusan. Untuk menyelenggarakan proses pembelajaran tersebut, guru harus memiliki kompetensi dasar pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

2. Kemampuan Merefleksi Materi Pembelajaran

Kemampuan merefleksi materi pembelajaran di sini adalah kemampuan mengintegrasikan dan menghubungkan bahan ajar. Hal ini memungkinkan siswa untuk lebih memahami makna dan relevansi materi yang disajikan kepada mereka tentang kehidupan sehari-hari dan materi lainnya.

Menjadi guru reflektif berarti terus menerus merenungkan apa yang telah dilakukan, terus memikirkan apa yang kita lakukan (Harmer, 2007). Bahwa cara atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru di mana ia selalu mengeksplorasi apa yang harus dilakukan, mengapa melakukannya merupakan bagian dari pendekatan reflektif dalam pengajaran. 

Proses reflektif adalah suatu proses yang terus berjalan dalam merefleksikan 'received knowledge' dan 'experiential knowledge' dalam konteks tindakan professional.

3. Keterampilan Pengelolaan Teknologi

Keahlian pendidik di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah menjadi hal yang sangat penting. Perkembangan zaman, karakteristik peserta didik dan lingkungan menuntut pendidik untuk  menyesuaikan kemampuan teknologinya khususnya dalam proses penyediaan bahan ajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan beragam. Peran guru di sini lebih sebagai mediator daripada sebagai sumber pembelajaran.

Guru perlu memahami pemanfaatan teknologi, baik teknologi yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran maupun teknologi di bidang keahliannya. Penggunaan metode pembelajaran yang berbeda. Strategi dan model pembelajaran guru perlu disesuaikan.

Guru memainkan peran lebih besar sebagai fasilitator pembelajaran daripada sebagai sumber belajar. Pendidik dapat menggunakan teknologi sebagai sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dan mendorong mereka untuk menggunakan teknologi secara tepat, efisien, dan efektif.

4. Kemampuan Entrepreneur

Entrepreneur sering disalahpahami sebagai sesuatu yang selalu berhubungan dengan bisnis atau perusahaan. Oleh karena itu, guru sering merasa bingung ketika menerapkan kewirausahaan di kelas. Jiwa dan semangat seorang wirausahawan niscaya akan memberikan banyak dampak  positif bagi wirausahawan itu sendiri maupun lingkungannya.

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan mempunyai kesempatan hidup mandiri dalam menjalankan usaha, perusahaan, atau kehidupannya sendiri. Ia mempunyai kebebasan yang besar dalam merancang, memutuskan, mengatur dan mengendalikan segala usahanya

Aspek lain yang diperlukan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan adalah karakter. Karakter yang  berperan dalam dunia kewirausahaan adalah kreatif, inovatif, unik, komunikatif, berorientasi teknis, kolaboratif, networking, problem solver, fleksibilitas, dan kepemimpinan (Boyles dan Collage (2012),

Kewirausahaan sangat penting dalam di era globalisasi, bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan, sangat penting untuk mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki jiwa kompetitif dan semangat juang yang kuat untuk menumbuhkan

Kewirausahaan yang diwujudkan melalui proses kewirausahaan. Terbagi dalam tiga aspek yaitu pola pikir, sikap pikiran, dan sikap tindakan. Oleh karena itu, pendidikan kewirausahaan adalah pendidikan tentang nilai-nilai dasar yang membentuk kepribadian dalam proses berwirausaha, seperti pengetahuan moral dan kemampuan berpikir, emosi moral dan sikap pikiran, serta tindakan moral dan sikap perilaku, dibentuk oleh faktor genetik dan lingkungan yang memengaruhi dan dianggap sebagai dasar bagi cara kita berpikir, bertindak, dan berperilaku.

Meningkatkan Kualitas Daya Saing Siswa

Dalam hubungannya dengan lingkungan, masyarakat atau ekosistem pendidikan, perwujudan olah pikir (pengetahuan); olah hati (spiritual dan emosional); olah rasa dan karsa (sikap dan daya kreasi-inovasi) serta olah raganya (keterampilan)

Untuk membentuk karakter positif ini dapat diterapkan melalui tindakan nyata sesuai dengan relevansi teori dan tindakan. antara teori dan praktik dalam kehidupan sehari-hari saat pembelajaran; memantau aktivitas dan hasil siswa selama proses pembelajaran.

Teacherpreneurs dapat memberi dampak positif bukan hanya pada siswa dan diri mereka sendiri, tetapi juga pada pendidik lain. Keberhasilan yang dialami seorang teacherpreneurs dalam mengajar kelas, meskipun itu merupakan prestasi kecil, akan menginspirasi orang lain untuk mencoba hal yang sama.

Setiap kontribusi teacherpreneurs dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasi, secara tidak langsung mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas daya saing guru dan siswa.

Kontribusi ini  tentu akan berdampak pada kualitas kompetitif ekosistem pendidikan lainnya, termasuk para pendidik lain, sekolah, orang tua/wali siswa, masyarakat setempat, dan pemerintah. Pentingnya kehadiran teacherpreneur dalam ekosistem pendidikan bukan hanya sekedar mengembalikan semangat kreatifitas, inovasi dan peran pendidik ke dalam jiwa mereka serta menciptakan lingkungan positif yang akan terwujud dalam setiap aspek sikap mereka. bukan. Tindakan dan tindak lanjuti setiap masalah atau persyaratan. Profesinya merupakan bagian dari realisasi diri dan dedikasi.

Teacherpreneur merupakan wujud tanggung jawab moral sivitas akademika, terutama dalam melatih kompetensi lulusan agar mampu beradaptasi dengan tuntutan global, sesuai dengan visi dan misi pendidikan. Teacherpreneur akan menjadi standar dan solusi bagi pembentukan karakter positif peserta didik sebagai putra-putri bangsa yang terdidik dan beradab, yang bermuara pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya kualitas dan daya saing peserta didik.

Ref : Pendidikan di Era Global, Adevia Indah Kusuma, 2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun