Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru - Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Digital Parenting, Sesuaikan dengan Usia Anak

19 Januari 2025   07:59 Diperbarui: 19 Januari 2025   12:23 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi saat ini menciptakan disrupsi pada kehidupan sehari-hari, mulai dari otomatisasi yang merambah ragam mata aspek kehidupan, hingga bagaimana masyarakat mencerna dalam mengakses informasi. Saat ini sebagian besar masyarakat kita sudah terhubung internet. Tidak ada golongan kaya atau miskin, anak ataupun dewasa sudah mengenal dan mempergunakan akses internet melalui gadget ataupun media lainnya.

Namun harus diakui bahwa kemajuan inovasi teknologi digital dan kemudahan mengakses internet masih belum diiringi dengan tingakat pemahaman dan pemanfaatan teknologi itu sendiri. Filterisasi akses belum bisa secara kuat melindungi anak dari ancaman negatif teknologi. Disisi lain peran masyarakat dan orang tuapun masih minim literasi bagaimana memberikan fasilitas seluler pada anaknya tanpa diiringi dengan edukasi yang baik terhadap anak itu sendiri. Perlu kebijaksanaan dan langkah tepat dari orang tua agar anak saat ini terhindar dari dampak negatif teknologi.

Pendidikan adalah pilar paling penting dalam mencegah dan menanggulangi potensi ancaman yang ditimbulkan oleh penyimpangan pemanfaatan teknologi. Literasi digital menjadi keharusan semua orang tua agar mampu mendampingi anak-anaknya didalam kehidupan yang serba digital ini.

Penggunaan media digital di rumah ternyata tidak serta merta mampu meningkatkan kualitas kehidupan berkeluarga. Tak jarang anggota keluarga justru terpisahkan karena lebih tertarik menghabiskan waktu dengan perangkat digital mereka daripada berinteraksi bersama. Lebih parah, anak bisa mengalami masalah kecanduan gawai (gadget) dan mengganggu perkembangan dirinya.
Dengan adanya teknologi orang tua perlu melihat masalah dan kesempatan yang dapat diraih untuk anak dan masa depannya. Serta mampu mendampingi anak dalam menggunakan media digital di berbagai kelompok usia agar anak bisa selamat dan berkembang sesuai usianya.

Pola Pengasuhan Digital Sesuai Perkembangan Usia

Pola pembimbingan saat ini tentu akan berbeda dengan saat orang tuanya masih kecil dahulu. Generasi sebelumnya lebih banyak mengasuh anak berdasarkan kebiasaan secara turun temurun. Di masa lalu, pengasuhan identik dengan pemenuhan sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan yang memadai.

Namun saat ini dunia berubah, pemenuhan kebutuhan pokok anak saja sudah tidak cukup karena sekarang beragam tawaran nilai kehidupan menerpa dari berbagai arah. Belum lagi ada tuntutan bagi orang tua untuk tidak mengabaikan kesejahteraan dan kebahagiaan anak melalui fasilitas sesuai jamannya.

Masa kanak-kanak, yang dibatasi pada rentang usia 0-18 tahun, seringkali dianggap masa persiapan memasuki kehidupan orang dewasa yang penuh tanggungjawab dan berkontribusi positif bagi lingkungannya. Pada rentang usia ini, anak mengalami masa pertumbuhan fisik dan mental yang pesat. maka dibuat beberapa pengelompokan dengan rentang usia yang lebih pendek: bayi, kanak-kanak, remaja dan dewasa muda.

Pengelopokan usia ini akan membantu orang tua untuk mampu lebih teliti menerapkan pola pengasuhan digital yang berbeda pada masing-masing rentang umur itu. Pembagian kelompok usia ini juga menjadi panduan bagi orang tua untuk dapat memberi rangsangan, aturan, fasilitas dan pendampingan yang tepat sesuai tahap pertumbuhan.

Tantangan untuk memaksimalkan potensi anak semakin berat saat kita memasuki era digital. Era digital menawarkan beragam kesempatan baru untuk mengembangkan diri, namun juga menyimpan ancaman. Penting bagi orang tua mengembangkan langkah pembimbingan yang bertujuan menghindarkan anak dari ancaman dan memaksimalkan potensi digital. Teknologi digital membawa beberapa perubahan penting dalam kehidupan manusia, maka orang tua perlu memahami bentuk-bentuk perubahan itu agar dapat memandu anaknya.

Secara umum ada tiga bentuk pengasuhan yang dilakukan orang tua di seluruh dunia: otoriter, otoritatif, permisif. Ada juga keluarga yang menggunakan pendekatan agama atau budaya dalam mendidik anak. Masing-masing pilihan ditentukan orang tua berdasarkan pandangan mereka terhadap nilai-nilai kehidupan dan tantangan jaman. Apapun bentuk pengasuhannya, hal terpenting adalah orang tua konsisten menjalankannya

Nilai Penting Pembimbingan Digital

Kreatifitas, di era digital dapat dikembangkan melalui berbagai pengalaman menggunakan media digital. Kemampuan dan kreativitas untuk menjelajahi berbagai sudut dan potensi media digital sangat penting dalam menunjang kehidupan generasi di masa depan.

Kolaborasi, media digital memungkinkan kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan banyak orang dengan mudah. Anak perlu belajar berinteraksi dan bekerjasama dengan orang dari beragam latar belakang budaya dan ketrampilan.

Kritis, dalam berpikir penting diajarkan menghadapi media digital yang memuat berbagai konten dan pesan dari seluruh penjuru dunia dengan nilai-nilai yang berbeda. Setiap keluarga perlu menanamkan nilai-nilai kehidupan yang diafirmasi setiap keluarga pada anak-anaknya. Mengembangkan pola pikir dan sikap kritis dalam bermedia dan mampu memanfaatkan fasilitas media yang serba canggih untuk kegiatan-kegiatan positif.

Mengenali Anak

Sejumlah pakar sepakat masa anak-anak terentang pada usia 0-18 tahun. Menurut Poeer, pada rentang usia ini seorang anak tengah berada pada masa pertumbuhan baik secara fisik, kognitif, maupun moral yang belum sempurna. Seorang anak dinilai belum memiliki kemampuan untuk membentengi diri dari berbagai efek buruk yang ada di sekitarnya, termasuk dalam mengkonsumsi pesan yang disiarkan melalui berbagai media. Kondisi tersebut juga membuat anak menjadi khalayak yang paling berisiko terpapar dampak negatif penggunaan media. Orang tua perlu berperan besar melindungi dan mendidik anak agar bisa menghindari dampak negatif

Bayi, belum mengenal hal-hal baik dan buruk, maka bentuk penghargaan dan hukuman nyaris tidak dapat diterapkan dalam mendidiknya. Masa kanak-kanak awal merupakan saat yang tepat memperkenalkan imbalan positif untuk perilaku baik karena mereka mulai ingin mendapatkan keuntungan diri tetapi mereka belum dapat memahami konsekuensi negatif dan hukuman.

Waktu pra sekolah adalah saat anak-anak berusaha menyamakan dirinya dengan orang lain dan menginginkan penerimaan dari orang lain, biasanya mereka mudah diatur maka nilai-nilai moral mulai diperkenalkan.

Usia sekolah, anak-anak mulai mengenal otoritas dan aturan sosial maka penerapan aturan yang tegas dapat diberlakukan oleh orang tua dan guru.

Remaja, mereka mulai memahami kontrak sosial dan variasi nilai moral dari berbagai kelompok masyarakat maka penting memahami toleransi untuk mencegah konflik sekaligus teguh pada nilai moral yang diajarkan

Faktor keluarga pun mempengaruhi kondidsi anak, keturunan/genetik, proses kelahiran dan prenatal. Asupan nutrisi dan kondisi, kualitas kesehatan gizi, periode kritis dan sensitif serta status sosial ekonomi keluarga. Sementara lingkungan sosial memberi pengaruh dari lingkungan fisik, stimulasi, kecerdasan, agama dan budaya serta konflik.

Pengasuhan Digital Anak

Ada beberapa prinsip umum untuk pendidikan digital, termasuk norma, dampak teknologi, dampak berita, topik sensitif, dan contoh perilaku. Setiap keluarga memiliki prinsip dan norma yang berbeda. Semua orang tua harus menentukan nilai-nilai inti keluarga mereka sebelum membesarkan anak-anak mereka, jadi batasan antara konten yang baik dan yang buruk sangat bergantung pada nilai-nilai keluarga Anda. Tidak perlu memaksakan diri untuk menerima atau  menolak mentah-mentah prinsip-prinsip keluarga lainnya. Melakukan hal itu hanya akan menciptakan konflik yang tidak perlu. Nilai-nilai inti suatu keluarga dikomunikasikan secara konsisten melalui diskusi, tindakan, dan praktik keluarga.

Efek teknologi digital dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Bayi dan anak kecil merupakan kelompok usia yang paling berisiko karena kekuatan fisik mereka masih terbatas. Menghabiskan waktu lama di depan layar dapat membuat mata Anda lelah dan sakit. Postur tubuh yang buruk saat mengakses perangkat dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk, seperti menekuk tulang belakang  ke samping atau ke depan. 

Bagi semua orang, termasuk anak-anak, ketergantungan berlebihan pada perangkat teknologi dapat mengakibatkan masalah mobilitas, obesitas, dan pertumbuhan tertunda. Lebih buruknya lagi, kecanduan game atau TV dapat menyebabkan kecanduan. Jika mereka dilarang melakukan hal tersebut, anak akan merasa stres dan menjadi agresif terhadap orang tuanya.

Langkah Umum Upaya Pembimbingan

Secara umum, orang tua harus mempertimbangkan beberapa langkah ketika mendidik anak mereka tentang penggunaan media digital.

Temani anak dalam mengakses gadget, jadwalkan waktu akses, serta pilih media dan saluran. Orang tua dapat memberikan berbagai aktivitas dan interaksi sosial yang lebih bermanfaat serta meningkatkan komunikasi yang efektif dalam mengasuh anak.

Ketika memilih konten yang tepat, orang tua hendaknya menyoroti penerimaan konten tersebut dalam hal tampilan, adegan kekerasan, nilai cerita, dan lain-lain.

Memahami informasi yang disediakan oleh media digital. Pemahamannya didasarkan pada kerangka moral dan rasional masing-masing keluarga serta nilai-nilai yang dianut oleh orang tua.

Menganalisis konten digital untuk mengidentifikasi pola pengasuhan
Orang tua dan anak memahami perspektif satu sama lain tentang  fenomena yang terjadi di luar rumah. Kita bisa membuka anak kita terhadap berbagai ide yang mereka temui di luar rumah, agar mereka tidak menjadi orang yang ekstrim.

Periksa sumber informasi yang diterima dan memeriksa kualitasnya.

Evaluasi isi media. Keputusan yang harus diambil mencakup apakah informasi ini layak untuk diandalkan dan disebarluaskan, apakah informasi tersebut cukup untuk referensi pribadi saja, atau apakah informasi tersebut bukan informasi dan dapat diabaikan.

Mendistribusikan konten media membantu orang tua dan anak-anak lebih memahami konten apa yang dapat dan tidak dapat dibagikan. Pada saat yang sama, penting bagi orang tua untuk menjelaskan dengan jelas kepada anak-anaknya bahwa apa pun yang tidak akan mereka bagikan dengan banyak orang di kehidupan nyata, juga tidak boleh dibagikan di media digital.  

Berkolaborasilah dalam konten yang positif dan produktif: Orang tua dapat mendorong anak-anak mereka untuk menggunakan waktu di gawai mereka untuk kegiatan yang produktif,

Berkolaborasi untuk membuat konten digital yang bermanfaat

Langkah Khusus Upaya Pembimbingan sesua usia

Anak kecil (0-2 tahun)

  • Jauhkan mata anak Anda dari layar.
  • Tarik perhatian anak-anak pada mainan yang merangsang gerakan fisik dan indra.
  • Dengarkan musik instrumental di pagi hari dan sebelum tidur.

Balita dan anak (usia 3-7 tahun)

  • Batasi waktu layar (maksimum 2 jam per hari)
  • Seimbangkan waktu bermain dengan akses ke gadget. Kontennya hendaknya menyenangkan dan  hindari konten yang menyedihkan/konfrontatif.
  • Perhatikan postur tubuh Anda saat mengakses gadget.
  • Jaga agar mata Anda sejajar dan tidak miring, di area yang cukup terang, dan jaga agar suara anda tetap rendah.
  • Pelajari cara menghidupkan dan mematikan perangkat, membuat panggilan, mengirim pesan, dan mengambil foto.
  • Anak-anak harus diawasi setiap kali mereka memiliki akses ke gadget.
  • Orang tua tidak boleh memberikan gadget pribadi.
  • Anak-anak tidak boleh memiliki akun media sosial atau email.

Anak-anak (usia 7-11)

  • Perkenalkan hal-hal penting tentang  nilai dan norma kepada keluarga Anda
  • Ajari mereka tentang konsep privasi dan informasi pribadi, termasuk alamat, nomor telepon, penyakit, dan ruang pribadi.
  • Perhatikan penampilan fisik di media
  • Tetapkan aturan ketat terkait akses ke perangkat hiburan dan pembelajaran
  • Merawat perangkat, termasuk membersihkannya, mengisi daya baterai, dan menyimpannya di tempat yang aman
  • Arahkan anak mempelajari hal-hal teknis yang produktif seperti mengolah gambar, kata, angka, suara
  • Tunjukan konten-konten negatif yang harus dihindari: kekerasan dan seksualitas, konflik dan kebencian, dll.

Remaja (usia 11 tahun ke atas)

  • Beri penkanan pada aktifitas media digital pada Kegiatan produktif
  • Membimbing cara menggunakan media digital untuk partisipasi sosial yang produktif
  • mengajarkan cara mengembangkan persona digital yang akan bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan profesional Anda di masa depan.
  • Sering membahas pengalaman dengan media digital dan menghubungkannya dengan pengalaman  dunia nyata.

Kunci terpenting bagi pendidikan digital adalah kesepakatan ibu dan ayah mengenai gaya pengasuhan  yang paling sesuai dengan nilai-nilai masing-masing. Praktikkan metode pengasuhan ini secara konsisten melalui interaksi langsung, keteladanan, dan praktik keluarga.

Bersikaplah bijaksana tentang penggunaan media digital dalam keluarga. Tetapkan aturan dan kesepakatan dalam keluarga mengenai penggunaan media digital. Pastikan setiap orang di keluarga mendapat lebih banyak manfaat daripada kerugiannya. Media digital hanyalah alat dalam keluarga dan tidak menggantikan peran orangtua atau interaksi tatap muka dengan anggota keluarga untuk kehidupan yang lebih baik

Sumber : Digital Parenting, Mendidik Anak di Era Digital, Dyna Herlina, dkk.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun