Dari hasil proses ini, pendidik dapat melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai serta dapat mengikuti serta memacu perkembangan setiap anak didik. Sedangkan jiwa sosial anak didik akan terus bertumbuh saat dia belajar dan bermain bersama dalam sebuah kelompok. Anak didik akan mulai mempraktikkan rasa kasih sayang, rasa ingin berbagi, rasa empati, rasa memiliki, rasa gembira bersama dan lain sebagainya.
Selalu berinteraksi dengan orang tua, dan masyarakat karena pencapaian cita-cita seorang anak didik tidak dapat dipisahkan dari realitas kehidupan sehari-hari. Pendidik tidak boleh memisahkan antara sekolah dengan kehidupan riil sehari-hari dari anak didik. Pendidik mampu menjembatani interaksi yang harmonis antara anak didik dengan pendidik, orang tua dengan pendidik, pendidik dengan masyarakat, anak dengan masyarakat dan sebaliknya.
Memfasilitasi Kebutuhan, Perlindungan yang Dibutuhkan Anak
Melindungi secara psikologis. anak harus terbebas dari segala perasaan tidak tenang, terintimidasi, ketakutan, ketidaknyaman dalam belajar. Perlu disadari bahwa tidak semua keluarga atau lingkungan mendukung sepenuhnya hak-hak anak untuk belajar.
Menciptakan lingkungan yang aman, sehat, bersih dan nyaman, sehingga anak terlindungi dari lingkungan yang tidak sehat melalui program adiwiyata sekolah.
Melindungi anak didik terhadap isu gender. Para pendidik tidak boleh menganggap masa bodoh saat anak mulai tidak nyaman dengan adanya perbedaan gender. Mungkin sebagian orang menganggap masalah ini sepele, tetapi apabila itu dibiarkan akan memberikan dampat negatif yang besar bagi anak didik.
Melindungi secara sosial, anak didik diberikan kebebasan bergaul dan berinteraksi dengan berbagai lingkungan. Pendidik tetap memberikan bimbingan dan memonitoring secara baik, sehingga anak mampu menentukan lingkungan mana yang seharusnya ia pilih.
Keterlibatan Warga Sekolah dan Pihak Lain
Dalam usaha mewujudkan Sekolah Ramah Anak perlu didukung oleh berbagai pihak antara lain keluarga dan masyarakat yang sebenarnya merupakan pusat pendidikan terdekat anak. Lingkungan yang mendukung, melindungi memberi rasa aman dan nyaman bagi anak akan sangat membantu proses mencari jati diri. Kebiasaan anak memiliki kecenderungan meniru, mencoba dan mencari pengakuan akan eksistensinya pada lingkungan tempat mereka tinggal. Â Beberapa peran aktif berbagai unsur pendukung terciptanya lingkungan Sekolah Ramah Anak.
Keluarga, sebagai pusat pendidikan uatama dan pertama bagi anak sebagai fungsi proteksi ekonomi, sekaligus memberi ruang berekspresi dan berkreasi.
Sekolah, melayani kebutuhan anak didik khususnya yang berakitan dengan pendidikan, peduli keadaan anak sebelum dan sesudah belajar, peduli kesehatan gizi,dan membantu belajar hidup sehat, menghargai hak-hak anak dan kesetaraan gender sekolah berfungsi sebagai motivator, fasilitator sekaligus sahabat bagi anak