Sore itu Rabu, 27 Juni 2018, jam 17.00 waktu Rusia, di Kazan Arena berlangsung partai terakhir penyisihan Grup F Piala Dunia 2018 antara Jerman melawan Korea Selatan. Jerman, juara bertahan saat itu, diharapkan menang untuk melanjutkan perjuangan di babak 16 besar. Namun diluar dugaan, Korea Selatan mampu memupus impian Jerman dengan skor 2-0. Kekalahan Jerman dari Korea selatan ini menjadi pembicaraan dunia karena tim Asia yang dianggap remeh mampu menulangkan juara bertahan, dan aktor utama saat itu adalah Shin Tae-yong (STY) pelatih piala dunia Korea Selatan yang kini melatih Timnas Indonesia sejak Tahun 2020.
Shin Tae-yong adalah pelatih Timnas Indonesia yang lahir pada 29 Mei 1970. Ia pernah menjadi pelatih tim nasional Korea Selatan U-23 dan tim nasional senior Korea Selatan. Pada Piala Dunia 2018, Sin Tae-yong memimpin timnas Korea Selatan meraih kemenangan historis 2-0 atas Jerman, juara bertahan saat itu. Setelah itu, ia juga memimpin timnas Korea Selatan pada Piala Asia 2019 dan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sebagai pelatih, Shin Tae-yong dikenal dengan strategi dan taktik yang efektif, serta kemampuan membangun semangat tim dengan karakterr Korea yang dimilikinya.
Pada tulisan ini penulis tidak mengulas tentang taktik ataupun hasil pertandingan Timnas dibawah kepelatihan STY, penulis lebih tertarik pada apa yang dilakukan STY untuk perubahan sepakbola Indonesia.
STY dan Karakter Ala Korea
Orang Korea Selatan dikenal dengan karakter yang kuat dan budaya yang kaya. Mereka memiliki sifat disiplin, kerja keras dan kesabaran yang tinggi, mencerminkan nilai-nilai Konfusianisme yang kuat. Mereka juga sangat menghargai kesopanan, hormat dan kesetiaan.
Karakter inipun melekat pada diri STY yang dibawa ke Indonesia, disiplin, kerja keras, bagaimana pemain dituntut untuk mendisiplinkan dirinya terhadap semua hal. Waktu, pola makan, latihan dan hal lainnya yang bagi kebanyakan pemain sangat berat dijalaninya. Kasus Elkan Baggot atau tidak dipanggilnya Saddil Ramdani mungkin bisa dijadikan contoh bagaimana kerasnya STY dalam kedisiplinan pemain. Namun juga STY cukup komunikatif dalam membangun hubungan baik dengan pemain dan staf terlihat dari gaya bercanda ala Korea bersama pemain sering kita lihat.
Kesabaran dan tenang saat menghadapi tekanan dengan bijak merespon. STY cukup bijak dalam merespon situasi, dia merespon ketika dianggap perlu. Terlihat juga bagaimana kesetiaan dan loyalitas STY dalam mengutamakan kepentingan tim. STY juga sangat menghargai tradisi dan budaya, ini bisa terlihat bagaimana STY mengatur jadwal latihan menyesuaikan dengan kebiasaan orang Indonesia, memberi waktu beribadah, menghentikan latihan saat azan berkumandang, menegur keras pemain yang tidak respect pada lawan dan banyak contoh lainnya.
STY cukup perpeksionis dalam membangun tim mencari kesempurnaan dalam setiap pertandingan, terlihat bagaimana STY menginginkan passing yang akurat, posisi bermain yang sesuai arahannya, menegur keras pemain saat keluar dari strategi yang diinginkannya. STY pun  termasuk pelatih cukup kreatif dan inovasi mengembangkan strategi dan formasi baru. Hal ini juga yang mungkin dikritik sebagian fihak saat Timnas Indonesia kalah dari China pada pada QWC beberapa waktu lalu.
Karakter orang Korea seperti inipun sudah pernah penulis rasakan. Beberapa tahun berada dalam manajemen orang Korea, memang sangat keras dirasakan. Butuh dedikasi dan semangat yang tinggi untuk bekerja bersama orang-orang Korea. Yang jelas karakter ala Korea ini telah membawa perubahan positif pada sepakbola Indonesia khususnya Timnas.
STY dan Karakter Sepakbola Asia
Filosofi sepakbola Asia terutama Korea dan Jepang bukan mengutamakan skill individu seperti hanya Brazil ataupun Perancis, namun lebih pada kolektivitas tim, stamina, disiplin dan semangat juang tim. Postur Asia yang relatif kecil akan selalu kalah duel dengan tim-tim besar yang posturnya cukup besar pula, Hanya dengan stamina disiplin dan kolektivitas timlah tim seperti Jepang dan Korea bisa berbicara banyak dilevel dunia. Sepakbola Korea dan Jepang juga memungkinkan semua pemain bisa mencetak gol, tidak selalu bertumpu pada striker utama, walaupun striker tetap wajib dalam mencetak gol.
Jauh sebelum STY melatih Timnas Indonesia, dengan memahami karakter orang Korea dan melihat perkembangan Timnas Korea dan Jepang, penulis sangat penasaran bagaimana seandainya Timnas Indonesia ataupun klub-klub di liga 1 ditangani oleh pelatih Asia kelas 1.
Jika ingin bersaing di level atas dunia, tim-tim seperti kita ataupun tim Asean harus bekerja keras lebih banyak dibanding mereka, mungkin kita punya modal skill dan suporter, tidak cukup itu, meningkatkan fisik, disiplin, mental, motivasi, teknologi sepakbola, infrastruktur, liga dan profesionalisme federasi untuk membantu ini semua, Korea Jepang telah melakukanya dengan baik.
STY sebagai mantan pemain dan pelatih cukup berprestasi dan ikut membawa Timnas Korea ke Piala Dunia. Dia punya ambisi dan motivasi yang harus diapresiasi, ingin menerapkan apa yang dilakukan pemain Korea, juga dilakukan pemain Timnas Indonesia. Karena dengan karakter seperti itulah sepakbola Indonesia diharapkan bisa terangkat. Dan itu harus dimulai dari sejak dini. Terlepas dari segala kritikan dari sebagian kecil, Timnas Indonesia ditangani salah satu pelatih yang tepat.
STY dan Timnas Indonesia
Pencapaian terbaik Timnas Indonesia yang dibawah STY mampu membawa Timnas U23 Lolos Semifinal AFC U23 2024 serta kualifikasi AFC U23 2026. Membawa Timnas senior lolos 16 Besar AFC 2024, lolos AFC 2027. Dan saat ini Timnas senior sedang berjuang keras di QWC 3 untuk lolos langsung WC 2026,
Saat ini Timnas senior Indonesia berada dijalur yang tepat menjaga peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Timnas Indonesia berada di peringkat 3 dibawah Jepang Australia dan mengangkangi Arab Saudi Bahrain dan China, sebuah posisi Timnas yang cukup mentereng bersama tim besar Asia lainnya.
Dulu, jangankan melawan tim besar Asia ataupun luar Asia, melawan tim Asean saja seperti Thailand, Malaysia atau Vietnam sangat kesulitan. Kini kita bisa bersaing di QWC, bahkan poin yang diraih saat ini melampaui pencapaian poin tim Asean lainnya pada saat tampil di QWC 3. Pelatih sekelas Roberto Mancinipun sampai menyatakan bahwa Indonesia bukan berada di grup neraka, namun Indonesialah yang membuat neraka bagi tim lain.
Secara peringkat FIFA, kita mengalami peningkatan ranking yang sangat baik Dalam 4 tahun terakhir dibawah STY, saat itu kita berada pada peringkat 173 dunia, dan per Desember 2024 Indonesia berada di Peringkat 127. Sebuah pencapaian yang terlihat nyata dan luar biasa.
Terlepas dari beberapa kegagalan dalam beberapa momen, (sebagai dinamika kalah menang serta program jangka panjang PSSI), dinammika diaspora, rentetan catatan ini tentulah menunjukkan sebuah prestasi yang tidak bisa dianggap kecil untuk sekelas Timnas Indonesia. Apa yang dilakukan STY untuk Timnas memberi progres yang jelas dan kita patut mengapresiasinya.
Dinamika Kritik terhadap STY
Apa yang sudah dicapai Timnas Indonesia dibawah STY memang patut disyukuri. Beberapa catatan sejarah baru tercipta, bukanlah sebuah prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Adalah sebuah kewajaran pula jika ada fihak yang mengkritisi, dan memang seharusnya itu dilakukan. Namun harus lebih bijak dan proporsional lagi bagian mana dan kapan kritikan itu dilontarkan.
Saat ini timnas sedang berjuang bersama STY di QWC 2026 berada di peringkat 3 dan berpeluang besar baik lolos secara langsung maupun melalui putaran 4 atau 5, belum selesai. Rasanya bukan waktu yang tepat untuk mengeluarkan pendapat kontra apalagi diberhentikan. Meskipun jika diganti dengan pelatih yang lebih baik dari yang ada sekarang, rasanya tidak elok saja diberhentikan tanpa alasan yang jelas dan sedang dalam progres yang baik, posisi kita masih sangat terbuka untuk lolos. Kita juga melihat tim lain melakukan pergantian di tengah jalan, ambil contoh Arab Saudi, apakah itu jadi lebih baik, pergantian pelatih tidak memberi jaminan, cenderung memulai dari awal dan bermasalah.
Andaipun ada evaluasi atau diberhentikan, itu dilakukan ketika peluang sudah tertutup, yang jelas bukan sekarang. Harus melalui pertimbangan matang agar kita tidak mlakukan kesalahan fatal disaat momen berharga seperti ini. Dan bagaimanapun juga STY telah membawa kita sejauh ini, ini yang terjauh.
Kritikan buat kita semua sebagai penonton ataupun netizen, melalui berbagai media, kita sangat mudah dalam berkomentar, menjustifikasi, tendensius, nyinyir, dan seterusnya, sambil bersembunyi di alam maya. Lebih bijak dalam menyikapi segala sesuatu agar kita tidak menambah duri permasalahan, yang sejatinya kita juga belum tentu mampu melakukannya, apalagi tidak punya kapasitas.
Cinta STY terhadap Indonesia
Dukungan gemuruh puluhan ribu suporter di stadion meneriakkan namanya, serta dukungan ratusan juta pasang mata dilayar TV, membuat hati siapa yang takkan luluh, tidak terkecuali STY. Suatu hal yang tidak pernah didapat sebelumnya. STY terbeli hatinya, jatuh cinta dengan Indonesia. STY berjanji sekuat tenaga untuk meloloskan timnas ke piala dunia, memberikan yang terbaik. Jika Timnas Indonesia benar-benar lolos dan tampil di piala dunia, sudah tidak bisa terbayang bagaimana euforia yang bakal terjadi.
Mungkin banyak pelatih berkelas yang bisa dikontrak, namun berapa banyak pelatih yang bisa membanggakan pecinta sepokbolanya, mendedikasikan diri pada kemajuan bangsa lain,
Jika hanya karena uang semata, STY tidak akan ada disini, Dia disini bekerja dengan hati, mau turun jauh kedalam, memberi contoh bagaimana mencintai tanah air, memperjuangkan harga diri, meningkatkan martabat bangsa di dunia internasional. STY sedang berusaha membanggakan sepakbola Indonesia, ingin mewujudkan impian pecinta sepakbola Indonesia ke pentas dunia.
STY dan Erick Thohir
Saat ini PSSI dibawah kepemimpinan Pak Erick Thohir sedang membangun sepakbola Indonesia, tentunya kita fahami bersama kondisi sepakbola kita sebelumnya. Harus diakui langkah-langkah yang dilakukan PSSI dibawah Pak Erick Thohir dengan segala latar belakang, koneksitas dan kapasitas yang dimilikinya saat ini sepakbola mengalami perbaikan dan perkembangan. Ini bisa terlihat dari prestasi yang sudah diraih baik pada kelompok umur, timnas putri, maupun timnas senior. Terlihat juga dukungan suporter ataupun netizen terhadap kepengurusan PSSI dibawah Pak erick Thohir.Walaupun masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari sepakbola kita, namun ini adalah langkah menuju kesana.
Rasanya untuk saat ini, figur pemimpin seperti Pa Erick dan Pelatih STY, untuk negara-negara dengan timnas seperti kita, bukan hal yang mudah untuk membawa perubahan. Vietnam, Thailan dan negara Asean lainnya cukup cemburu dengan keberhasilan Indonesia. Duet Erick Thohir STY saat ini yang terbaik untuk timnas.
Citra Timnas Indonesia di Dunia Internasional
Sepakbola Timnas Indonesia saat ini jadi properti seksi di dunia Internasional. Media luar mulai membicarakan kita dengan positif, bangga memakai seragam timnas kita, membeli hak siar, bahkan sampai rela untuk datang ke GBK menyaksikan secara langsung. Apresiasi beberapa pelatih lain, Jepang, Australia, Arab Saudi, bahkan FIFA dan banyak lagi yang menyanjung Timnas Indonesia. Tim-tim besar mulai terbuka untuk berujicoba. Tangan dingin STY didukung PSSI mampu menampilkan Timnas pada etalase yang baik dimata dunia Internasional.
Impian Piala Dunia sedang diretas, peluang sedang terbuka, kita dukung bersama, ingin merasakan vibe mewah mahal elegant stadion, mudah-mudahan berakhir dengan kebanggaan.
Semoga sampai disana diiringi nyanyian lagu Tanah Airku.
Sekedar Pantun
Jordi Amat dan Asnawi
Dua pemain bertahan
Pa Erick bersama PSSI
Impian kita jadi kenyataan
Calvin Verdonk beli sate madura
Ricky Kambuaya makan sagu
Walaupun STY orang Korea
Cinta Indonesia tidak perlu diragu
Marteen Paes makan Nanas
Madu punya Pattinama
STY membawa Timnas
Menuju Piala Dunia
Pa Erick STY duet idola
Idola semua di Sepakbola
Bawalah Garuda berjaya
Agar timnas menjadi kelas dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H