Dalam lingkungan kerja modern saat ini, persaingan tidak bisa terelakkan. Persaingan sehat antar karyawan dapat meningkatkan produktivitas, inovasi dan kualitas kerja. Namun sebaliknya, persaingan yang tidak sehat dapat menyebabkan konflik, stres dan menurunnya motivasi kerja. Oleh karena itu, penting untuk memahami dinamika persaingan dalam sebuah lingkungan kerja.
Persaingan sesama relasi kerja melibatkan interaksi kompleks antara individu, tim dan organisasi. Faktor-faktor seperti ambisi, kepercayaan diri, dan komunikasi efektif mempengaruhi intensitas persaingan. Persaingan tidak sehat antar sesama rekan kerja saat ini cenderung lebih tajam dan semakin dianggap hal yang normal, memang lumrah ada persaingan namun seyogyanya dalam sebuah lingkungan kerja dapat menciptakan suasana yang kondusif demi kemajuan diri, tim, dan perusahaan. Banyak faktor yang melatar belakanginya :
Faktor Internal yang sering muncul diantaranya ego dan ambisi berlebihan sehingga menggunakan cara apapun tanpa memperdulikan kawan. Kecemburuan dengan teman sekantor yang lebih maju. Kurangnya kepercayaan diri, merasa tidak cukup baik dan ingin membuktikan diri.
Hal ini dapat menimbulkan gangguan psikologis seseorang, stres dan kelelahan yang berujung untuk meluapkan emosi negatif ke rekan kerja, rekan kerja jadi ancaman, suka berkonflik dan tidak memiliki empati sesama.
Faktor Eksternal yang sering muncul adalah tekanan dari atasan, target yang tidak realistis dan evaluasi yang ketat menyebabkan ketidaknyamanan diri. Kultur perusahaan yang lebih mengedepankan persaingan daripada kerja sama sehingga muncul dampak lanjutan. Perbedaan latar belakang, pendidikan, pengalaman dan gaya kerja setiap karyawan serta kurangnya pengawasan dan pengelolaan konflik dalam lingkungan kerja tersebut.
Persaingan kerja tidak sehat ini tentu saja bukanlah yang diharapkan seseorang dalam menjalani kariernya. Adanya persaingan tentu saja harus disikapi secara positif dan lebih bijak demi keberlangsungan diri kita, sesama rekan kerja dan perusahaan itu sendiri. Persaingan tidak sehat lebih rentan terjadi di lingkungan kerja swasta daripada lembaga pemerintah/ASN. Hal ini tentu saja karena di lingkungan swasta adanya beban dan target kerja secara langsung harus dicapai demi keberlangsungan kerja selanjutnya. Sementara lingkungan kerja ASN lebih nyaman karena secara finansial sudah terjamin hingga masa tua.
Berkaitan dengan hal ini, sebelumnya penulis telah mengulas tentang Analisis SWOT Diri, Upaya Menjawab Tantangan dan Upgrade Diri Anak Muda di Tahun yang Baru. Pada kali ini penulis ingin berbagi pengalaman apa yang sebaiknya disikapi dan dilakukan agar kita bisa survive dalm sebuah lingkungan kerja demi keberlangsungan karier kerja kita. Awal tahun yang baik untuk memulai lebih baik.
Menghadapi Relasi Kerja
Selalu perhatikan SOP dan Job Deskripsi kita agar tidak ada benturan kerja sesama rekan kerja.
Low Profile, sikap santun, buang ego. Keburukan tidak sepantasnya dilawan dengan keburukan. Mengalah demi kebaikan. Perusahaan cenderung akan mencari dan mengedepankan good attitude daripada High Skill without attitude, Ini akan berkaitan dengan kepercayaan.
Walaupun kita mampu dan bisa mengatasinya, sebaiknya memberikan kesempatan lebih dahulu kepada yang lain.. Tidak perlu show off merasa paling bisa, tapi pada saat diperlukan kita mampu menunjukkan sesuatu. Sebagai suatu sikap kerja yang baik.