Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru - Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect. Ikut Peduli Dunia Pendidikan, Berbagi Motivasi Khazanah Keilmuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesulitan dan Masalah, Belajar Cerdas Menghadapinya

29 Desember 2024   12:16 Diperbarui: 29 Desember 2024   12:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Cerdas Menghadapi Masalah, Ilustrasi : https://media.istockphoto.com/

Kehidupan yang kita jalani tidak akan terlepas dari yang namanya kesulitan dan masalah. Problematika hidup yang akan selalu muncul mengganggu kelancaran kehidupan kita. Kesulitan adalah sebuah kondisi dimana sesuatu terjadi hambatan dan tidak mudah diatasi, perlu usaha keras untuk menyelesaikannya. Masalah adalah sebuah keadaan terjadinya ketimpangan antara harapan dan keadaan sesungguhnya dan memerlukan langkah solusi. Kesulitan dan masalah sering beririmgan.

Setiap orang pastilah akan menemui dua hal ini, perlu pemikiran dan langkah-langkah strategis dalam menghadapinya agar tidak melebar, diminimalisir atau bahkan hilang sama sekali. Tergantung tingkat kesulitan dan bagaimana cara kita mengatasinya. Ada beberapa hal yang ingin penulis bagikan untuk sama-sama belajar menghadapi situasi ini, berkaca dari pengalaman dan literasi yang difahami untuk meminimalisir, menekan agar kesulitan masalah yang ada dapat terkendali, mengurangi beban atau bahkan hilang teratasi.

1. Perbaiki mindset kita tentang kesulitan dan masalah dari negatif ke positif


Masalah adalah beban yang tidak diinginkan, jadikan masalah ini sebagai sebuah beban yang akan menambah kekuatan, melalui proses akan menjadi bekal yang dimiliki untuk masa depan. Hindari Masalah cari Masbener !.
Ada kesulitan, ada masalah, artinya kita belajar hal yang baru lagi, ketika hal itu terulang kita sudah faham mengatasinya dan belajar lagi untuk tidak terulang. Selain itu kita menambah pengalaman baru lagi.

2. Kesulitan masalah pasti dan selalu muncul


Setiap orang punya kesulitan dan masalah masing-masing dengan latar belakang dan faktor yang berbeda. Terima itu sebagai sebuah hukum alam, realitas, kenyataan dan proses yang harus dihadapi.

3. Berpikir positif dan jernih


Jika kesulitan masalah dihadapi dengan pikiran pikiran mumet, emosionil, maka jelas hasilnya semakin kacau, melebar, tidak menyelesaikan. Hadapi dengan jernih dan positif, tidak reaktif emosional, tarik nafas agar tenang, berpikir ulang secara fair objektif jika akan melakukan tindakan, hindari kerugian diri atas dampak lanjutan yang bisa memunculkan masalah baru. Jika tidak mendesak, jangan lakukan tindakan dulu jika kita tidak yakin dengan solusi kita.
Dengan jernih berpikir, mempertimbangkan semua kemungkinan, melihat refrensi yang terbaik dimungkinkan muncul solusi yang tepat atau bahkan hasilnya lebih baik dari perkiraan.

4. Inventarisir dan batasi masalah


Apa saja sih masalahnya ? mengapa dipermasalahkan ? akar masalah nya dari mana ? apakah dari kita sendiri atau luar ?
Jika masalah dari internal diri sendiri, minta maaflah dan perbaiki untuk tidak mengulangi kesalahan, belajar serta menurunkan ego gengsi kita. Tidak ada yang turun kehormatan karena minta maaf mengakui kesalahan, itu lebih dihargai. Kita tidak perlu membesar-besarkan masalah, memperdebatkan hal remeh temeh, mudah tersinggung dengan hal tidak penting, tidak pelu reaktif dengan hal yang sama sekali tidak substantif esensial. Saat orang lain bertanya mengapa tidak bekerja, kapan nikah, kapan wisuda? Bla..bla..bla.. dan segala pertanyaan yang seakan mengusik privasi padahal itu memang nyata terlihat dimereka, ada kewajaran bertanya hal itu. Jika tidak ingin membahasnya cukup jawab dengan memberi senyum saja, mohon doanya, secepatnya, dan seterusnya. Jadikan motivasi saja mengingatkan kita untuk segera mengatasinya.
Untuk kesulitan dan masalah yang muncul dari ekstenal, batasi saja agar tidak melebar, tidak mengait-ngaitkan dengan hal lain yang tidak substantif, batasai secara proporsional, agar tindakan lebih tepat dan logis.

5. Masalah Finansial sering dianggap jadi kendala utama


Memang yang satu ini cukup seksi jadi sumber masalah, karena kita sulit melangkah jika tidak ada uang. Itu semua bisa kita fahami bukan hal mudah pula menghadapi situasi sulit masalah karena masalah finansial, keterbatasan ekonomi.
Ekonomi sering jadi kambing hitam permasalahan, hal tersebut terjadi lebih pada puncak masalah, sudah terjadi, kurang kalkulasi, terlalu spekulatif dalam bertindak. Pada saat diawal sedang "banyak uang" kita sering tidak sadar, tidak disiplin, dihambur-hamburkan, tidak mengukur kemampuan dan kelakuan.
Konsep sederhananya jangan besar pasak daripada tiang. Jika kita terpaksa mengambil langkah yang memerlukan dana cukup besar sedangkan kita tidak punya dan itu harus dilakukan. Perhitungkan secara matang substansi dan urgensinya seberapa penting. Apakah ada alternatif lain yang bisa menekan biaya, jangan keluar dana hanya karena gengsi semata padahal dana tidak mencukupi. Resepsi jamuan pernikahan besar kecil adalah bukan bisnis uang kembali, ambil alternatif terbaik. Punya cicilan kendaraan karena ingin yang baru padahal kemampuan terbatas, mengapa tidak mecari alternatif yang terjangkau, yang utama adalah fungsi kendaraan itu sendiri.
Ada sebuah konsep manjemen bahwa pengeluaran dana sebaiknya tidak lebih dari 60% dari penghasilan kita, sisanya 40% sebagai tabungan, cadangan untuk kebutuhan sangat mendesak. Diharapkan kita lebih bijak lagi dalam mengelola keuangan agar tidak terjebak masalah karena kita sendiri.

6. Perilaku diri


Sering kita menasbihkan diri sipaling banyak masalah, yang sebagiannya karena perilaku hidup kita yang tidak seimbang antara kemampuan dan kelakuan. Mengedepankan gengsi dan eksistensi, gaming, rebahan, hura-hura, membeli barang yang tidak perlu, dan seterusnya. Akhirnya kehidupanpun terganggu penyakit kita sendiri, dijauhi orang, emosian, uang habis tidak jelas, dan seterusnya.
Lebih menata diri, memilah mana baik buruk, perlu tidak perlu, berhati-hati dalam berbicara dan bertindak agar terhindar dari kesulitan dan masalah yang seharusnya tidak terjadi. Perilaku diri yang baik mampu menambah relasi dan kebaikan yang bermanfaat buat kita.

7. Terus belajar, Positif, Berdoa


Terus belajar, membaca buku, googling, belajar banyak hal, literasi dan pengalaman untuk menambah wawasan dan pemahaman. Tetap berpikir positif, menikmati proses, jernih dalam berpikir, fair dan objektif agar langkah tindakan kita lebih baik lagi. Kita harus tetap bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki sambil terus berusaha secara konsisten, qonaah untuk meningkatkan kehidupan. Berdoa, beribadah mendekati Tuhan Sang Pencipta, agar selalu diberi kemudahan.

Kehidupan yang kita jalani tentu saja tidak akan semudah yang kita bayangkan, selalu ada kerikil kecil ataupun badai besar mengancam. Bagaimana cara sikap tindakan kita menghadapinya. Kesulitan dan masalah adalah beban uji untuk meningkatkan kemampuan diri agar kita lebih baik lagi, mudah-mudahan bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun