Mohon tunggu...
WAVIQ AZIZAH
WAVIQ AZIZAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

waviqazizah160402@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerolehan Bahasa pada Anak (Psikolinguistik)

23 Desember 2022   08:00 Diperbarui: 23 Desember 2022   08:09 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Milieu merupakan lingkungan sosial yg sebagai lokasi  tinggal & berinteraksi seseorang. Faktor ini mempunyai pengaruh ataupun dampak yang sangat besar dalam kualitas pemerolehan bahasa dalam anak. Anak yg tinggal & berinteraksi menggunakan lingkungan yg menyenangkan & penuh menggunakan hal-hal positif akan memperoleh bahasa yg lebih baik. Sedangkan anak-anak yg tinggal & berinteraksi menggunakan lingkungan yg jauh menurut istilah layak akan memperoleh bahasa yg tidak terarah bahkan sedikit kasar.

Ada beberapa tahapan dalam pembelajaran bahasa anak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arifuddin dalam Suci Rani Fatmawati (2015:70) menjelaskan langkah-langkahnya Penguasaan bahasa pertama pada anak yaitu:

1. Fase pra-bahasa (waktu sentuh)
Pada tahap ini, bunyi ujaran yang dihasilkan anak belum signifikan. Suara sebenarnya, itu menyerupai vokal atau konsonan tertentu. Namun, suara secara keseluruhan tidak mengacu pada kata dan makna tertentu. Fase ini berlanjut sejak kelahiran anak Hingga usia 12 bulan.
a. Pada usia 0-2 bulan, anak hanya mengeluarkan suara reflex menunjukkan rasa lapar, sakit atau ketidaknyamanan. Bahkan jika suara-suara itu tidak ada bermakna secara linguistik, tetapi bunyi adalah materi linguistic Nanti.
b. Antara 2 dan 5 bulan, anak mulai mendengar vokal campuran dengan suara seperti konsonan. Nada ini biasanya terdengar sebagai respon pada senyum atau ucapan ibunya atau pada senyum atau ucapan orang lain.
c. Pada usia 4-7 bulan, anak mulai mengeluarkan suara yang cukup lengkap, durasinya bervariasi. lebih lama. Suara seperti konsonan atau vokal lebih fleksibel.

d. Pada usia 6-12 bulan, anak mulai berkontraksi. Pembicaraannya adalah pengulangan konsonan dan vokal yang sama dengan /ba ba ba/, ma ma ma/, da da da/.

2. Langkah pertama - kata-kata
Tahapan ini terjadi saat anak berusia 12-18 bulan. Pada masa ini seorang  anak menggunakan kata yang memiliki makna yang mewakili keseluruhan gagasan. Tepatnya satu  Kata mewakili satu atau lebih klausa atau kalimat. Itu sebabnya frasa ini disebut juga frase holofrase.

3. Langkah Kedua - Kata-kata
Tahapan ini terjadi saat anak berusia sekitar 18-24 bulan. saat ini, Kosakata dan tata bahasa anak-anak berkembang pesat. Bahasa anak-anak mulai bisa berceloteh dari dua kata dalam setiap ucapannya yang terdengar seperti seperti pesan yang mulai bisa kita pahami. Dalam pengucapan kata oleh anak pada tahap ini biasanya hanya  kata-kata penting seperti kata benda, kata sifat dan kata kerja. Ucapan atau pesan yang tidak penting dihilangkan.

4. Polifasik - Kata-kata
Fase ini berlanjut saat anak berusia 3-5 tahun atau bahkan hingga dimulai pergi ke sekolah Pada usia 3-4 tahun, tuturan anak mulai menjadi lebih panjang dan gramatikal reguler Dia tidak lagi menggunakan hanya dua kata, tetapi tiga atau lebih. 5-6 tahun sepanjang tahun, bahasa anak lebih mirip dengan orang dewasa.

KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua dan lingkungan itu memainkan peran penting dalam proses pembelajaran bahasa ibu anak-anak. Seorang anak yang sering mengajak orang tua atau orang disekitarnya untuk berkomunikasi memperoleh kosa kata yang lebih beragam. Orang tua harus bisa menciptakan insentif untuk ini Komunikasi ramah anak sehingga anak dapat belajar bahasa yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun