Mohon tunggu...
aditya ferry
aditya ferry Mohon Tunggu... -

belajar mencintai sekaligus belajar untuk tidak dicintai Petani gurem l bakul buku Klaten-Jogja-Bogor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Raja Lengser

5 Mei 2013   01:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:06 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Lha sampeyan kok tetep jadi petani Kus?'

'takdir paling Cak, sawah warisan Bapak dulu diwasiatkan suruh nggarap aku, sebagai anak laki-laki. Lha pikiranku jaman bapak jadi petani dulu enak, benih murah panen melimpah, wereng juga gak seganas sekarang, gak pernah paceklik, gak pernah banjir. Yo baru yang Raja sekarang ini kok apa-apa susah, yo ora din?'

'yo, yo, yoh semua ini kalian sepakat kesalahannya bersumber pada Raja. terus ini raja mau turun tahta, tapi juga baru rumor tho, alasannya saja belum jelas mau turun kenapa? kalau bener-bener turun, kalian maunya yang nggantiin siapa?'

Safrudin dan Kusno diam, entah lagi mikir atau sedang berusaha menelan gorengan yang ternyata baru saja dientas dari wajan. panas, barangkali sepanas pikiran mereka. Mungkin saja Kusno membatin Cak Dul yang dianggap sok bijak menilai Raja hanya wujud pakewuhnya karena sudah dapat dana pinjaman usaha rakyat program dari Raja yang rencananya  Cak Dul mau buka usaha baru penjualan pupuk dan bibit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun