Setelah cukup kami menikmati keindahan bawah lautnya, kami beranjak menuju Pulau Noko yang letaknya berdampingan dengan Pulau Gili. Ohya, Pulau Gili dan Noko adalah dua dari beberapa pulau kecil yang mengelilingi Pulau Bawean.Â
Yang menjadi perbedaan diantara keduanya adalah Pulau Noko luasnya lebih kecil dari Pulau Gili dan tidak dihuni oleh manusia, sedangkan Pulau Gili dihuni kurang dari 700 Kepala Keluarga.Â
Pulau Noko terkenal dengan pantainya yang cantik nan asri, seperti belum banyak orang yang berkunjung kesana. Pasir putihnya yang bersih ditambah air lautnya yang hijau kebiruan menjadi pesona tersendiri. Siapa sangka di pulau yang kosong menyimpan surga tersembunyi. Tips untuk berkunjung ke Pulau Noko jangan lupa mengambil gambar dengan angle terbaik.Â
Ya karena keren banget tempatnya, sayang kalau tidak abadikan. Buat kalian yang suka atau sedang ingin mencari tempat yang pas untuk menyepi, Pulau Noko sangat cocok mewujudkannya.
Pulau Bawean dengan segala keindahan alamnya, masih menyimpan pesona lain yaitu hewan endemiknya. Rusa Bawean (Axis kuhlii)Â hanya dapat ditemukan di Bawean.Â
Spesies ini tergolong langka dan terancam punah. Diperkirakan hanya tersisa kurang dari 300 ekor di alam bebas. Di Bawean terdapat penangkaran rusa yang dikelola oleh pemerintah setempat. Beruntung saya dan rombongan berkesempatan berkunjung dan melihat betapa cantiknya Rusa Bawean secara langsung.Â
Terletak di daerah perbukitan di Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak, akses menuju tempat ini lebih baik ditempuh menggunakan sepeda motor karena kondisi jalan yang sempit dan melewati pemukiman warga. Keunikan hewan yang menjadi Maskot Asian Games 2018 ini tinggi pejantannya hanya sekitar 60-70 cm, panjang ekornya 20 cm yang dari kepala hingga tubuh terhitung hanya sekitar 140 cm.Â
Bobot dewasanya hanya mencapai 50-60 kg saja. Memiliki tanduk bercabang tiga digunakannya untuk memenangkan betina di musim kawin (sumber: Wikipedia).Â