Mohon tunggu...
Wati Anggraeni
Wati Anggraeni Mohon Tunggu... Akuntan - wat_watiaa

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unissula Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Break Even Point (BEP) pada Industri Pengelola Tebu di Pabrik Gula (PG) Mojo Kabupaten Sragen

22 Januari 2021   19:57 Diperbarui: 31 Januari 2021   18:08 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayu Indrasari Saputri      (31402000197)

Dewi Narianti Suwandi   (31402000204)

Wati Anggraeni                  (31402000265)

Pembimbing                      : Drs. Osmad Muthaher, M.Si

FE UNISSULA SEMARANG

Setiap usaha termasuk industri pengolahan tebu menghendaki usahanya berkembang. Dalam usaha produksi, ada keterkaitan antara biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan. Agar perusahaan tidak mengalami kerugian maka perlu adanya keseimbangan antara unsur- unsur tersebut. Hasil penjualan atau penerimaan diharapkan mampu menutup seluruh biaya operasional perusahaan, yaitu mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Untuk itu, perusahaan perlu mengetahui tingkat produksi dan penerimaan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian tetapi juga belum memperoleh laba (break even point).

Pabrik Gula Mojo dalam menjalankan usahanya selalu berusaha memperoleh keuntungan pada setiap kegiatan produksinya. Permasalahan yang mempengaruhi PG Mojo untuk memperoleh keuntungan adalah terjadinya perubahan jumlah produksi, harga produk maupun biaya produksinya. Perubahan yang terjadi akan mempengaruhi penerimaan, keuntungan dan break even point yang dicapai perusahaan. Perubahan harga gula, jumlah produksi, dan biaya produksi tersebut akan mempengaruhi tingkat keuntungan dan BEP yang dicapai perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai titik impas atau Break Even Point (BEP) terhadap adanya perubahan harga, jumlah produksi, dan biaya produksi.

Menurut Simamora (2012:170) BEP atau titik impas adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugi bersih.

Kesimpulannya pengertian titik impas (break even point) adalah suatu tingkat produksi usaha dimana menghasilkan total pendapatan sama dengan total yang diperoleh pengeluaran. Sehingga kata lainnya titik impas akan menunjukkan suatu titik perusahaan dimana menghasilkan laba serta biaya selama proses produksi. Hal ini bisa dikatakan ketika pendapatan dan pengeluaran memiliki nilai yang sama, maka hasil laba bersih pada perusahaan untuk periode tersebut bisa dikatakan menjadi nol.

Sebagai manajemen harus dapat menetapkan dan memantau titik impas (break even point) tersebut, sehingga dapat membantu perusahaan dan mengurangi resiko kerugian yang tidak di inginkan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun