Belakangan saya membaca beberapa artikel, dan saya menemukan fakta mengejutkan disana, yang mana dikatakan bahwa ada sebuah penelitian yang pada tahun 2016 dimuat di British Journal of Nutrition, dan survey tersebut sangat harus membuat Para Orangtua di Tanah Air ini waspada.
Di sana tertulis bahwa 8 dari 10 anak usia sekolah di Indonesia yang berumur 4 - 12 tahun, kekurangan nutrisi otak yang penyebabnya adalah sedikitnya asupan asam lemak esensial (EFA) yang mereka dapat, khususnya DHA dan Omega 3 itu.
Lalu muncul pertanyaan di benak saya, "sebenarnya DHA dan Omega 3 itu bisa diperoleh dari asupan / makanan apa saja sih? dan apakah akan fatal jika Anak kekuranngan dua hal tersebut?".
Ternyata, memang cukup signifikan dampak negatifnya saat Anak kekurangan DHA dan Omega 3. Selain kondisi fisiknya akan terganggu karena imunnya lemah, kondisi otaknya juga terancam sehingga akan mempengaruhi kepintaran mereka ketika di sekolah.Â
Belum lagi penglihatan juga bisa terganggu, dan banyak hal lainnya yang tentunya akan membuat kualitas hidup Anak-Anak menjadi rendah. Miris sekali saat mengetahui hal itu, saya langsung evaluasi menu-menu yang selama ini saya berikan untuk Alfath.
Berhubung adiknya baru berusia tiga bulan dan masih ASI Eksklusif, jadi concern saya tentang menu makan masih ke Alfath yang sebentar lagi akan sekolah. Dan tentunya ke Menu saya dan Suami. Apalagi saya kan sedang masa menyusui dimana kandungan ASI yang ditransfer ke bayi juga harus berkualitas.
Berapa banyak DHA dan Omega 3 diperlukan Anak-Anak kita?
Atas rekomendasi dari FAO dan WHO, DHA itu diperlukan Anak sebanyak 100 - 118 mg/hari, begitupun EPA (Eicosapentaenoic Acid) dibutuhkan sebanyak 100 - 118 mg/hari.
Menu apa saja yang sebaiknya diberikan untuk Anak?
Kabar gembira untuk Para Ibu, DHA dan Omega 3 ini bisa didapatkan cukup mudah dan murah, gak semuanya mahal kok jadi bisa disesuaikan dengan kondisi financial seperti yang selama ini saya lakukan.Â
Biasanya saya selalu membeli telur dan ikan yang ternyata kandungan DHA dan Omega 3-nya sangat bagus. Selain itu, saat ini Susu Pertumbuhan pun sudah banyak yang mengandung DHA dan Omega 3 lho, bisa jadi pilihan lain kalau-kalau Anak kita picky alias milih-milih menu makan.
Jadi, prinsipnya, tetap berusaha semaksimal mungkin, semampu saya dan Suami, untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak, namun tidak terpaku pada keadaan. Sambil terus sharing dan konsultasi ke DSA. Hal itu cukup menenangkan dan kami sebagai orangtua juga jadi gak fokus hanya ke berat badan anak, melainkan ke nilai gizinya juga, apakah terpenuhi atau belum.