Sepakat ya bahwa kaum Ibu itu tanggung jawabnya sangat besar terhadap Anak dan Keluarga. Tapi saya sangat yakin bahwa semuanya senantiasa dilakukan dengan penuh cinta kasih.Â
Salah satu peran Ibu di rumah adalah memberikan asupan terbaik terutama untuk buah hatinya. Namun apakah asupan yang diberikan sudah terpenuhi nilai gizi dan nutrisinya sesuai yang diharuskan? Untuk saya pribadi, jawabannya sedang saya evaluasi saat ini.
Saya Ibu dari dua orang Putra, Alfath dan Bil. Si Sulung Alfath sebentar lagi akan menginjak usia lima tahun, masa-masa yang semakin aktif dan semakin tinggi rasa ingin tahunya tentang banyak hal.Â
Hobinya mulai sangat banyak, walau belum pasti cita-citanya apa, yang pasti tugas saya dari semenjak mengandung dia dan adiknya adalah memastikan mereka sehat tanpa kurang suatu apapun, sebagai pendukung apa yang mereka cita-citakan kelak. Dan salah satunya adalah memberikan mereka asupan terbaik untuk dikonsumsi.
Semakin mereka besar, semakin banyak kebutuhan gizinya, terutama DHA (Docosahexaenoic Acid) dan Omega 3. Itu salah dua yang mendasari bagaimana otaknya berkembang, seberapa tajam penglihatannya, seberapa kuat daya tangkapnya saat belajar baik di Sekolah atau di manapun, seberapa kuat daya tahan tubuhnya, dan lain sebagainya yang sangat penting terutama di rentang usia Anak 4 - 12 tahun.
Banyak alasan mengapa saya dan Suami sepakat memasukkan Alfath Sekolah TK saat nanti usianya lima tahun, salah satunya adalah karena kami melihat kesiapan Alfath baik fisik dan terutama psikis.Â
Apalagi karena Alfath ini anaknya kinestetik, dimana gerak aktifnya kadang tak terbendung, membuat kami sebagai Orangtuanya merasa Alfath sebaiknya belajar bebas dulu tanpa keteraturan, sekalipun itu setingkat TK yang notabene masih banyak main-mainnya.
Alih-alih masuk TK, Alfath lebih tertarik masuk ke Robotic Class dimana dia bisa mencurahkan hobinya merakit dan merangkai robot serta otomotif seperti yang biasa dilakukan di rumah.Â
Bedanya, di Robotic Class ada Coach khusus yang memberikan arahan karena memang sudah ahli. Â Jadwalnya pun dapat disesuaikan sendiri atau kondisional. Selain itu, untuk pelajaran dasar seperti membaca, menulis, dan menghitung, saya sendiri yang mengajarinya di rumah, dengan metode montesori dan metode lain yang sifatnya lebih ke bercerita, berhubung Alfath ini anaknya suka banget ngobrol. Sejauh ini Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan.
Pertengahan tahun 2019 ini, Alfath sudah harus mulai Sekolah TK. Kami tahu itu hanyalah gerbang dimana Alfath nantinya akan ditempa pengalaman luar biasa menyenangkan untuk dia bersiap masuk perjuangan belajar yang sesungguhnya, yaitu Sekolah Dasar yang Kurikulum pelajarannya lebih berat dari waktu zaman Mama Papanya SD dulu. Apalagi karena kami tahu, masa sekolah ini akan sangat panjang, dan semua harus dijalani dengan suka hati tanpa keterpaksaan.Â
Yang tak kalah penting lainnya adalah, kesehatan. Semua aktivitas buah hati kita tidak akan berjalan baik saat mereka sering sakit karena imunitasnya yang menurun, karena hal itu akan membuatnya kesulitan menangkap pelajaran. Dan bisa jadi, penyebabnya adalah karena kekurangan DHA dan Omega 3.