Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Bang Yos Cocok Gantikan Marciano?

24 Juni 2015   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:10 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya bukan siapa-siapa, suka saja menyoroti berbagai kejadian di negeri tercinta ini mau itu politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, olahraga, dll. Penunjukkan Sutiyoso alias Bang Yos menjadi pengganti Marciano Norman sebagai kepala BIN tak luput dari perhatian saya. Cukup lama saya mengernyitkan dahi, kenapa Bang Yos? Kan dia sudah tua, pemimpin partai lagi? Kenapa ya?

Beberapa hari saya mencermati, akhirnya mendapat pencerahan. Pada titik ini saya berani mengatakan Bang Yos adalah sosok yang (ternyata) sempurna untuk menggantikan Marciano. Pertama yang saya ingin katakan adalah Bang Yos berpengalaman baik di lingkup militer, intelijen dan sipil. Itu menjadi sempurna karena BIN saat ini, dengan UU Intelijen-nya, jauh lebih profesional dan luwes. Mengutip pengamat militer Muradi, Bang Yos dipilih karena selain dikenal tegas, ia juga luwes dalam berkomunikasi dengan ragam kelompok.

Pengalaman Bang Yos juga akan sangat membantu terutama dalam deteksi dini adanya ancaman terhadap stabilitas keamanan. Maka saya yakin, Bang Yos dengan dukungan orang BIN di bawah Marciano yang sudah profesional, akan menjadi perpaduan yang sempurna. Itulah mengapa kata pengamat militer, Aqua Dwipayana, Bang Yos jangan ragu belajar kepada Marciano walaupun Marciano jauh lebih junior dibandingkan Bang Yos.

Pasalnya, masih menurut Aqua, BIN di bawah Marciano selama ini dinilai cukup profesional, terbukti misalnya selama Pilpres 2014, BIN tetap netral. Padahal Marciano dianggap orangnya SBY. Selain itu, aparat di dalam BIN khususnya yang muda-muda sudah sangat profesional, jauh dibandingkan BIN sebelumnya.

Berpegang pada UU Intelijen

Salah satu ukuran kerja profesional BIN selama ini adalah penerapan secara konsisten UU Intelijen. Selama BIN berpegang teguh ke UU Intelijen, maka siapapun pemimpinnya BIN akan selalu profesional. Dalam konteks ini, maka menjadi tidak relevan juga mempermasalahkan sipil atau militer atau polri.

Penolakan beberapa kalangan dengan argumen sipil-militer pun menjadi tidak relevan lagi. Isu ini muncul berkenaan dengan kekecewaan beberapa “pendukung” As’ad Said Ali (WaKaBIN dan petinggi NU) yang dinilai lebih cocok dibanding Bang Yos. Kedepan akan menjadi ideal Bang Yos bersanding dengan As’ad yang sangat berpengalaman di BIN.

Penunjukkan KaBIN sepenuhnya wewenang Jokowi

Saya terpaksa harus menyinggung ini lagi. DPR RI, walaupun akan menguji kelayakan Bang Yos, hanya boleh memberikan pertimbangan, bukan persetujuan. Jadi pasti Bang Yos akan menjadi KaBIN, selesai sudah. Sebaik-baiknya tak perlu lagi ada perdebatan layak-tidak layak karena sebagai sebuah bangsa kita harus terus maju, tidak mundur.

Bagi saya, baiknya kita (publik) melihat kinerja Bang Yos dulu. Jangan belum apa-apa sudah menolak. Kita lihat bagaimana kinerja Bang Yos sebagai KaBIN baru. Menurut Marciano, tantangan terdekat Bang Yos adalah mensukseskan pilkada yang rencananya akan dilakukan serentak. Itu bisa kita jadikan indikator kinerja Bang Yos. Bang Yos harus memimpin BIN dalam upaya mensukseskan pilkada serentak.

Tantangan berat ke depan

Tugas BIN itu sangat luas, mencakup Ipoleksosbudhankam, bukan hanya sekedar soal politik dan HAM. Banyak agenda negara semacam separatisme, terorisme, perang asimetris, dan lain-lain yang mesti jadi agenda prioritas. Tugas besar tersebut jangan sampai direduksi jadi cuma urusan politik, HAM, sipil/militer, dll.

Saya setuju dengan Marciano bahwa Bang Yos dengan dukungan personil BIN saat ini yang profesional akan mampu menjawab berbagai tantangan ke depan. "‎Saya tidak pernah menyangsikan kompetensi beliau dan saya harapkan di bawah kepemimpinan Sutiyoso, BIN akan semakin maju dan menjawab tantangan yang semakin dinamis pada masa yang akan datang, terutama di depan mata kita yaitu pilkada serentak ini," ujar Marciano.

Tantangan lainnya adalah ancaman global radikalisme. Pada konteks ini, Bang Yos harus mampu menjalin hubungan baik dengan badan intelijen negara tetangga. Seperti kata Marciano, Indonesia tidak boleh membiarkan dirinya menjadi sasaran kelompok radikal dari negara lain. Untuk diketahui, saat ini BIN bersama Polri dan TNI terus berupaya memerangi gerakan radikalisme di dalam negeri.

Lalu soal pemulihan perekonomian nasional, ada aspek tanggung jawab BIN juga yang harus menjadi perhatian Bang Yos. Stabilitas ekonomi berhubungan erat dengan keamanan dan ketertiban, selain juga kerawanan tindak kriminal, misalnya penyelundupan bahan bakar minyak, pencurian ikan dan hasil laut, dan lain-lain.

Jadi, selamat bekerja Bang Yos! Jangan ragu bertanya dan belajar kepada yang sudah duluan di BIN! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun