Mohon tunggu...
Octavianus Gautama
Octavianus Gautama Mohon Tunggu... Suami/Ayah/Pengusaha/Penulis/Pelatih/Pencetus Ide/Anak/Pembicara -

Seorang suami dengan dua anak yang masih terus belajar untuk menjaga keseimbangan antara keluarga dan karir, antara hidup dengan fokus dan hasrat untuk mengambil setiap kesempatan yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Nara dan Pemimpin yang Salah Fokus

30 September 2016   09:29 Diperbarui: 30 September 2016   11:05 5051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
valeri plame. sumber: valerieplamewilson.com

Berita apakah yang Anda baca hari ini? Bila Anda seperti saya, maka salah satu berita yang lagi banyak dibicarakan dan dishare adalah berita tentang kejadian di forum PBB baru-baru ini dan peran Nara Masista Rakhmatia sebagai diplomat Indonesia.

Pada pertemuan antar negara tersebut, agenda utamanya adalah pembahasan tentang bagaimana melakukan implementasi awal dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). 

Isi dari TPB ini terdiri dari 17 poin dengan 169 pencapaian yang memiliki target penjangkauan yang terukur. Tujuan akhir dari TPB yang diprogramkan hingga tahun 2030 adalah untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi.

Tetapi kemudian fokus itu dibelokkan oleh beberapa presiden dan perdana menteri. Mereka mulai mengangkat suara tentang Indonesia dan tentang Papua Barat. 

Mereka kemudian melakukan tuduhan tentang pelanggaran HAM yang dilakukan oleh bangsa Indonesia. Setelah itu, delegasi Indonesia mendapatkan waktu untuk menggunakan hak jawab terhadap pernyataan dan tuduhan yang disampaikan itu. (Kompas)

Bila mikrofon itu yang ditempatkan di depan saya, maka besar kemungkinan saya akan membela diri dan kemudian menyerang negara-negara tersebut. Saya akan mencari kesalahan dan kelemahan di negara-negara tersebut dan kemudian melancarkan kritikan kepada mereka. 

Saya mungkin akan berkata bahwa mereka tidak becus dan perlu bercermin sebelum menuduh bangsa ini. Dan tanpa sadar, fokus pembicaraan dari forum antar bangsa ini akan hilang.

valeri plame. sumber: valerieplamewilson.com
valeri plame. sumber: valerieplamewilson.com
Hal ini mengingatkan saya tentang kisah perjuangan dari Valerie Plame Wilson, salah satu mata-mata dari Amerika yang terkenal setelah identitas dirinya dibocorkan lewat koran Washington Post pada tahun 2003. Belakangan baru dimengerti bahwa identitas dirinya dibocorkan oleh anggota pemerintahan George W Bush sendiri dengan tujuan untuk menghancurkan kredibilitas dirinya. 

Mengapa? Karena Valerie saat itu sedang mencari data kuat yang mampu menunjukkan bahwa di Irak tidak ada program nuklir, dan hal itu sangat bertentangan dengan kepercayaan dan keinginan banyak orang di pemerintah Amerika. Saat itu, fokus perhatian dari rakyat sedang berada pada argumentasi seputar alasan dan dasar dari Amerika untuk menyerang Irak.

Tetapi ketika rahasia dirinya dibocorkan di muka umum, semua perhatian dari media dan masyarakat akhirnya dipusatkan pada karakter dan cerita diri dari Valerie. Kehidupan pribadinya dibongkar dan banyak orang yang menjadi korban akibat pembocoran tersebut. Fokus media yang sebelumnya berada pada Irak dan program nuklinya akhirnya tenggelam. 

Masyarakat tidak lagi meminta bukti tentang program nuklir, yang mendasari alasan invasi dari Amerika ke negara Irak. Mereka lebih tertarik untuk terus membicarakan tentang Valerie dan apa saja yang dilakukannya sebagai agen mata-mata CIA.

Untunglah mikrofon itu diberikan kepada diplomat Indonesia, Nara Masista Rakhmatia. Sebagai pemimpin muda yang mewakili bangsa Indonesia, Nara mampu menjaga emosinya ketika hinaan diberikan kepada bangsa ini. Dan ia menghargai tujuan utama dari pertemuan tersebut, sehingga dalam hak jawab yang dipakai, ia bukan saja memaparkan pembelaan terhadap negara Indonesia, tetapi ia mengembalikan fokus pembicaraan kepada agenda utama.

Sambil mengemukakan komitmen bangsa Indonesia terhadap HAM, Nara juga mengingatkan bahaya dari penyalahgunaan kesempatan bersuara yang telah dilakukan negara-negara ini terhadap agenda dan tujuan PBB. Ia mampu mengalihkan kembali arah pembicaraan dan fokus para pemimpin dunia kepada agenda utama dari sidang majelis umum PBB tersebut.

Tidaklah heran, kita semua merasa bangga dengan diplomat muda ini. Tidaklah heran tindakannya itu dibicarakan terus di berbagai media.

ilustrasi. assets.entrepreneur.com
ilustrasi. assets.entrepreneur.com
Dan sebagai pemimpin yang ingin menjadi lebih baik lagi, kita perlu belajar dari kejadian ini. Ini kesempatan yang baik untuk menyadari mudahnya kita hilang fokus dalam pengejaran kita akan visi diri atau perusahaan. Saat ini saya ingin mengajak kita untuk belajar kembali tentang fokus, khususnya dalam pembicaraan dan rapat-rapat yang kita hadiri.

Bila para pemimpin dunia saja bisa dengan mudah kehilangan fokus pada rapat tertinggi antar bangsa, apalagi kamu dan saya di rapat-rapat kecil yang kita hadiri. 

Dan karena itu, kita tidak usah malu untuk bangkit kembali dan terus belajar menjaga fokus dalam pembicaraan dan rapat-rapat kita. Sobatku, harga yang harus dibayar untuk pembicaraan yang melenceng itu sangatlah besar untuk keuntungan bersama dan kesuksesan sebuah organisasi.

Dan tentu saja, mari kita juga belajar dari Nara, yang berani mengembalikan arah pembicaraan kepada agenda utama. Hal tersebut tidak muda, terlebih disaat ketika kita merasa bahwa diri kita sedang diserang secara tidak adil. Tetapi momen seperti itu yang bisa menunjukkan kualitas seorang pemimpin.

Hal ini tidak mudah, kawan. Mari kita terus belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun