Setelah letih dan menyadari bahwa satu-satunya perbedaan yang bisa muncul adalah ketika perusahaan itu mengambil langkah untuk berubah, maka umumnya perusahaan akan melakukan salah satu dari dua pilihan ini.
Pilihan pertama adalah pilihan untuk tetap dengan pendiriannya. Tidak sedikit pemimpin perusahaan yang mengambil langkah ini. Umumnya para pemimpin yang mengambil pilihan ini adalah pemimpin yang lebih cinta dengan metode daripada konsumen yang dilayani. Para pemimpin ini sudah melupakan visi dari perusahaan dan menempatkan metode diatas tujuan yang ingin dicapai. Mereka berpikir bahwa strategi yang membawa mereka ke hari ini masih bisa dipakai untuk membawa mereka maju ke hari esok. Dan walau banyak feedback dari konsumen yang memberikan indikasi bahwa metode itu sudah usang, mereka bersikeras dalam kenaifan mereka untuk melakukan hal yang sama.
Pilihan kedua adalah pilihan berubah. Pemimpin yang berada di kategori ini akan menyadari bahwa untuk bisa bertahan dan bertumbuh, ada perubahan yang harus dilakukan. Mereka akan merendahkan diri dan memposisikan diri seperti sebuah perusahaan yang baru. Mereka akan mendengarkan permintaan pasar dan membuat inovasi yang tepat untuk menjawab tantangan masa depan. Saya teringat terhadap seminar yang dibawakan Vijay Govindarajan. Ia adalah penulis buku New York Times Best Selling yang pernah menjabat sebagai Chief Innovation Consultant buat General Electric di Amerika.
[caption caption="http://www.nbforum.com/lataukset/0202-vijay-govindarajan-nbf13-c-paula_ojansuu.jpg"]
Dalam salah satu seminarnya, ia bercerita tentang tantangan yang dihadapi koran-koran Amerika ketika dunia bergerak ke arah digital. Ia menceritakan proses bagaimana New York Times yang sangat besar itu melakukan inovasi dan masuk ke dalam koran digital. Dengan langkah-langkah yang tepat, perusahaan besar bukan saja bisa melakukan inovasi untuk tetap relevan, mereka bisa mengambil kekayaan pengalaman masa lalu untuk melayani konsumen dengan lebih baik lagi.
Â
Pasar akan terus berubah dan sebagai pemimpin, merupakan tanggungjawab kita untuk belajar dan mempersiapkan diri kita secara terus menerus. Adalah kewajiban kita untuk peka terhadap suara pasar, cermat melihat arah perubahan yang ada, dan lincah untuk bergerak bila diperlukan.
Mari kita belajar dari kejadian baru-baru ini untuk menyemangatkan diri kita lagi untuk menjadi pemimpin yang lebih peka terhadap perubahan dan arah angin masa depan. Inovasi terkadang menjadi satu-satunya jalan bila kita ingin tetap relevan dan tidak mati tenggelam dalam arus perubahan yang datang itu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H