[caption caption="sumber: ahok.org/berita/news/sebelum-resmikan-masjid-jokowi-kunjungi-jakarta-smart-city/#prettyPhoto"][/caption]Â
Hanya dua pilihan yang tersedia
Setelah kita mendengar kata-katanya,
Dan melihat kerjanya,
Â
Setelah kita mengetahui siapa yang menyerangnya,
siapa yang membelanya,
dan mengapa keputusan itu diambil
Â
Hanya dua pilihan yang bisa kita ambil, sobatku,
karena pilihan terakhir,
pilihan untuk menjadi cuek
adalah pilihan seorang pengecut
yang selalu mencari titik aman
Â
tetapi tidak butuh lama untuk menyadari bahwa
saya pernah menjadi orang seperti itu
yang selalu memikirkan diri sendiri
dan mencari aman untuk diri sendiri
Â
saya pernah berpikir bahwa mengambil jalan tengah
adalah pilihan yang paling bijak
karena kita tidak akan menyinggung siapapun juga
     Â
padahal kenyataannya,
terkadang dengan tidak memilih kiri atau kanan,
kita berdiri di tengah jalan,
pada posisi yang paling berbahaya
dengan resiko ditabrak dari kiri dan kanan
Â
kemudian orang ini muncul
dan memberi contoh bagaimana seharusnya seseorang memilih
dan berdiri dengan pilihannya itu
bagaimana pemimpin itu perlu terus membagikan visi
dan bekerja keras untuk mewujudkan visi itu
bahkan ketika harga yang harus dibayar itu tinggi
Â
ia terkadang menubruk pilihan aman
demi keyakinan yang dipegangnya
Â
orang ini memilih setia kawan, jujur dan lurus,
hal-hal yang kita pikir hanya berlaku di bangku SD
dan setelah menetapkan hatinya,
orang ini berjalan walaupun banyak resiko yang menghadang
Â
ketika banyak dari kita mengagungkan dia,
bahkan bergerak hingga zona ekstrim membela dia,
atau menjelekkan dia, bahkan menghina latar belakangnya,
saya ingin mengajak kita berpikir
bilamana tindakan yang diperlihatkan olehnya
adalah juga ciri-ciri yang umumnya dimiliki oleh seorang pemimpin?
Â
Bukankah prinsip yang dijalankannya berlaku
baik untuk tugas memimpin sebuah ibukota,
atau sebuah rumah tangga?
Â
Bukankah tantangan yang sama datang kepada setiap pemimpin
ketika ia harus membuat keputusan yang terbaik
walau terkadang tidak diterima oleh banyak rakyat
atau semua anak-anaknya?
[caption caption="sumber: media.licdn.com/mpr/mpr/p/5/005/0a0/3a4/3abb52f.png"]
Orang berkata bahwa film yang meledak di pasar
adalah film yang mampu menceritakan sebuah pergumulan
Yang bisa dimengerti oleh para penggemarnya
Sehingga setelah film itu selesai
Para penonton bisa kembali ke dunia nyata
Dan mendapat semangat baru untuk menjalani hari esok
Dengan lebih baik lagi
Â
Saya berpikir,
Apakah itu yang juga sedang terjadi
Dengan talk-show dan liputan-liputan yang kita lihat
Dari pemimpin yang unik ini?
Â
Mungkinkah banyak orang Indonesia sedang melihat
reality show ini,
Dengan tokoh antagonis Dan protagonis
Yang dimainkan oleh satu orang ini
dan terinspirasi
untuk menjadi lebih baik di dunia mereka masing-masing?
Â
Sobatku,
Mungkin hanya ada dua pilihan yang tersedia,
Yaitu mendukungnya, atau membencinya.
Tetapi sebagai pemimpin,
Satu hal yang lebih penting lagi
Yang tidak bisa kita lupakan, Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Yang harus ada pada setiap kita,
Kita harus bisa belajar dari apa yang kita lihat
Â
Sambil kita melihat keputusan-keputusan yang diambil
Sambil kita melihat jatuh bangunnya dalam menjalankan
tanggung jawab sebagai pemimpin,
Marilah kita belajar
untuk juga menjadi lebih baik
di bidang kita masing-masing
Â
entah itu dalam memimpin satu kota,
Satu perusahaan,
Satu kelas,
atau satu keluarga.
Â
Untuk hari esok yang lebih baik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H