"Kata siapa?" Â tanya Oneng pada Jabrik.
"Kata Si Nenek di atas batu Kali," jawab Jabrik lagi.
"Oo," kata Oneng sambil mengangguk-nganggukan kepalanya.
"Aku hendak mencari Tuhan, Nek," Jabrik kembali menirukan ucapan Si Belah.
"Terus apa kata Si Nenek di atas batu Kali?" kata Oneng lagi yang penasaran dengan jawaban Wanita tua di atas batu Kali.
"Si Nenek melihat Si Belah berulang kali, lalu tertawa 'terpingkal-pingkal'mendengarkan perkataan Si Belah yang cuma memiliki tubuh sebelah dan terlihat begitu kotor sekali dimatanya. Si Belah ini ketika berjalan seperti orang yang tengah merangkak, jadi seluruh tubuhnya kotor." jawab Jabrik sambil melihat ke arah Oneng.
"Iya," kata Oneng sambil berusaha membayangkan bagaimana kondisi Si Belah.
"Nenek di atas batu Kali bangkit dari tempat duduknya lalu turun dari atas batu sambil menunjuk ke arah batu kali di depannya yang terlihat cekung sambil berkata kepada Si Belah di sampingnya; saat Aku pertama kali sembahyang di atas batu ini, dulu batu ini cembung, tapi lihat batu ini sekarang. Saat ini permukaan batu kali yang awalnya cembung itu sudah menjadi cekung akibat kupakai untuk beribadah di atasnya."
Jabrik berusaha menggambarkan dan menirukan ucapan Nenek di pinggir Kali kepada Si Belah.
"Iya" jawab Oneng yang sepertinya mampu menangkap apa yang tengah di gambarkan oleh Jabrik, saat terjadinya percakapan antara Si Belah dan Nenek di pinggir Kali.
"Si Belah kaget, batu sungai yang awalnya cembung itu bisa berubah menjadi cekung akibat terlalu lama di pakai  untuk beribadah oleh Si Nenek."