“Dulu sudah aku ceritakan semuanya!”
“Pergilah! Jika memang engkau ingin pergi ke masa lalu bersama pak Tua itu. Tidak usah kuatir. Mas tidak akan melarangmu untuk pergi bersama lelaki dari masa lalumu itu.”
“Mas! Apa salahku? Kenapa Mas tega mengusirku? Setelah semua yang aku lakukan demi kita, apa masih kurang pengorbananku selama ini? Aku sudah menceritakan semuanya. Dan aku sudah berusaha untuk menghindari semua hal-hal yang bisa membuat Mas cemburu.
Selama berhubungan dengan Mas, aku tidak pernah mengulangi 'perbuatanku' yang dulu. Tapi, sepertinya semua pengorbananku selama ini sia-sia, karena Mas tidak pernah bisa mempercayaiku!”
“Pergilah! Mungkin Mas memang terlalu mencintaimu, hingga selalu ingin mengulangi masa--masa indah di mana 'rasa' kita dulu pernah menyatu. Saat'rasa'mu dan 'rasa'ku terbang hingga menembus langit yang ketujuh. Tapi, jika memang bersama dengan pak Tua itu membuatmu lebih bahagia. Mas akan mengiklaskanmu untuk kembali ke masa lalu mu itu kapan saja. Tidak perlu memikirkan perasaan Mas saat ini. Biarlah aku sendirian di tempat ini bersama dengan sang Waktu. Pergilah ke masa lalu mu bersama pak Tua, jika memang itu bisa membuatmu lebih bahagia, dari pada hidup bersamaku di masa kini.”
Catatan: Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H