Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Orang Ketiga Terakhir

2 November 2019   21:30 Diperbarui: 3 November 2019   23:28 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

****

Senja itu, di atas meja di dalam salah satu ruangan kecil yang berada di mulut gang sempit jalanan kota yang pernah terpilih sebagai salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time pada tahun 1990 yang lalu. Sambil menikmati secangkir kopi di antara kepulan asap yang memenuhi ruangan. Seorang lelaki paruh baya yang berusia sekitar 50 tahun lebih itu bercerita, tentang kehidupan rumah tangganya yang saat ini telah hancur berantakan akibat kehadiran orang-orang ketiga.

Jauh sebelum lelaki kaya itu datang menemuiku, aku sudah tahu semua hal tentang dirinya. Lelaki paruh baya itu bernama Robi. Anak tunggal dari seorang pengusaha kaya yang cukup terpandang dan berpengaruh di kota ini.

****

Sambil sesekali melihat ke arah cangkir kopi di depanku. Di antara kepulan asap yang berasal dari bakaran rokok di tanganku, lelaki paruh baya yang terlihat begitu rapuh ini terus bercerita, tanpa sekalipun memperhatikan perubahan wajahku yang sesekali berubah saat mendengarkan ceritanya itu.

"Aku tidak pernah menyangka, bahwa dunia yang selama ini aku kenal begitu ramah itu bisa sekejam ini terhadapku. Rasa percaya diriku hancur bersamaan dengan harga diriku yang hilang tatkala mengetahui bahwa wanita baik-baik itu ternyata telah menghianatiku, dan yang lebih celakanya lagi ternyata wanita sialan itu lebih memilih orang ketiga yang penampilannya itu terlihat biasa-biasa saja di bandingkan dengan penampilanku yang bergelimpangan harta ini."

Lelaki paruh baya itu bercerita sambil menahan marah saat menceritakan orang-orang ketiga itu. Sambil menahan marah kulihat dia melihat ke arahku yang tengah menghembuskan asap rokok secara perlahan-lahan dari dalam mulutku. 

Dan diam-diam saat ini aku tengah membandingkan diriku dengan lelaki yang di mataku terlihat begitu rapuh itu.

Sebagai anak lelaki satu-satunya yang berasal dari keluarga kaya dan terpandang di kota ini, kurasa lelaki paruh baya ini dulunya adalah anak yang begitu di manja oleh kedua orang tuanya. Dan sepertinya lelaki ini tidak pernah merasakan seperti apa yang pernah aku rasakan dulu. Kala itu aku terpaksa mengais sisa-sisa makanan karena tak kuasa lagi menahan rasa lapar. Dan entah sudah berapa kali aku di ludahi dan di pukuli oleh orang-orang kaya yang menyangka aku telah mencuri barang-barang pribadi miliknya, yang tanpa sengaja aku temukan tergeletak di pinggir jalanan kota ini bersama para gelandangan lainnya.

****

Di salah satu gang sempit jalanan kota yang menurut Wikipedia berada di ketinggian 768 m di atas permukaan laut ini aku hanya diam. Sambil mendengarkan semua ceritanya, sesekali aku mempermainkan asap rokok dengan bibirku.

Presiden Jokowi baru saja melantik menteri dan pejabat setingkat menteri Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 di Istana Kepresidenan saat lelaki kaya berkemeja lengan panjang ini datang menemuiku. 

Sambil menahan marah, lelaki berambut lurus yang mengenakan celana kain berwarna hitam ini kembali melanjutkan ceritanya.

"Orang ketiga terakhir yang sudah berhasil memporak-porandakan kehidupan rumah tanggaku itu masih bebas berkeliaran hingga saat ini. Padahal sebelum Charles dan pengikutnya tertangkap. Budi, orang yang mengaku telah membunuh setidaknya 30 orang itu juga dulu telah menyanggupi permintaanku untuk menghabisi nyawa orang ketiga itu. Tapi dari sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, di Istana Negara pada masa pemerintahan yang lalu,  hingga saat Budi tertangkap dan di berikan hukuman mati, orang ketiga yang terakhir itu masih juga belum tersentuh hingga pergantian Presiden dan pelantikan Menhan yang baru. 

Aku mendapatkan nomor handphone-mu dari orang kepercayaan Charles. Ketua kelompok Merah yang tertangkap tak lama setelah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, resmi menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju. 

Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,  Charles pernah masuk di dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)  sebagai salah satu aktor yang menghasut dan memprovokasi perang antar suku beberapa waktu yang lalu. Perang suku yang telah menewaskan ratusan orang di Provinsi bagian timur Indonesia itu. 

Sebelum tertangkap, Charles memang baru saja berhasil menyelesaikan pekerjaan dariku untuk menghabisi 5 pecundang yang selama ini telah menjadi orang ketiga di dalam rumah tanggaku, tapi nihil pada orang ketiga terakhir itu."

Sambil meneguk air kopi hitam di dalam cangkir retak seribu yang sengaja kusediakan untuknya, lelaki berwajah pucat ini kembali berkata pelan sambil menekan rasa amarahnya.

"Sebelum bertemu denganmu di tempat ini, seseorang di seberang telepon yang mengaku sebagai orang kepercayaan Charles telah membuat kesepakatan denganku. 

Dan sesuai perjanjianku dengan orang kepercayaan Charles itu, maka aku datang ketempat ini hanya seorang diri sesuai permintaanmu pada orang kepercayaan Charles itu. 

Bisa kau lihat, bahkan sopir mobil pribadi yang biasanya selalu pergi mengantarkanku itupun sengaja aku liburkan hari ini. 

Dan sesuai permintaanmu pada orang kepercayaan Charles itu, ini adalah pertemuan yang pertama dan terakhirku denganmu di tempat ini. 

Maka sesuai perjanjianku dengan orang kepercayaan Charles itu, semuanya akan aku bayar di muka. Semua biaya yang kau butuhkan untuk menghabisi orang ketiga yang terakhir itu aku bayar tunai saat ini juga."

****

Sambil melihat ke arah tumpukan uang yang masih tergeletak di atas meja, aku ingat, anak manja itu tadi sempat berkata.

"Hubunganku dengan Roni, pembunuh bayaran pertama yang aku minta untuk menghabis dua nyawa orang ketiga itu pun  sama dengan hubunganku dengan Charles. Selalu saja begitu, tak lama setelah mereka berhasil menyelesaikan misi nya, maka tak lama kemudian mereka segera tertangkap dengan kasus yang berbeda. 

Seperti Roni yang beberapa waktu lalu tertangkap karena ketahuan membunuh Jesica, wanita berdarah Tionghoa yang saat itu tengah mengandung anaknya. 

Dahulu, aku adalah orang baik yang tidak pernah berpikir bahwa aku akan bertemu dan berhubungan dengan orang-orang seperti Budi, Roni dan Charles. Tapi setelah wanita murahan itu dengan nada datar menceritakan semua perselingkuhannya secara detail. jujur saja, sambil menangis dan memaki-maki orang-orang ketiga, malam itu aku perkosa wanita yang saat itu hanya diam tanpa rasa sambil terus menatap kedua mataku yang tengah menyetubuhi dirinya, di atas kasur di dalam kamar tidurku. Kasur yang juga  pernah di pakai oleh orang ketiga itu menyetubuhinya saat aku tengah berada di luar kota.

Malam itu aku memang sengaja menyiksanya. Malam itu aku paksa wanita murahan itu melayaniku, sebelum bersetubuh dengannya, terlebih dahulu aku sudah meminum 'obat kuat' agar aku bisa berhubungan intim dengannya lebih lama. 

Dan malam itu aku terus menyetubuhi wanita itu sampai pagi, hingga wanita sialan itu merasa kesakitan setiap kali hendak membuang air kecil di kamar mandi sekian hari lamanya. 

Kamar mandi yang menurut pengakuannya juga pernah dia pakai untuk berbuat mesum dengan orang ketiga selingkuhannya.

Semenjak pengakuan dosa-dosa nya itu aku begitu dendam pada orang-orang ketiga yang telah merusak kebahagiaan rumah tanggaku. Dan kebencianku itu semakin memuncak setelah wanita yang aku perkosa sambil memaki dan menyebutnya seorang pelacur itu meminta cerai dariku.

Sebagai anak tunggal yang manja dan selalu mendapatkan apapun keinginanku, termasuk ketika dulu  aku mendapatkan wanita itu dengan mudah karena kedua orang tua nya itu merasa terhutang budi pada keluarga besarku, aku menjadi gelap mata.

Di dalam bangunan megah, di salah satu perumahan mewah milik kedua orang tuaku. Sambil menangis di pangkuan wanita yang telah membesarkanku, saat itu aku berkata kepada ibuku, bahwa Tuhan sudah berlaku tidak adil padaku.

Dan malam itu, di hadapan wanita yang telah melahirkanku, aku berteriak lantang, bahwa lebih baik aku mati atau aku akan mencari Tuhan selain Tuhan yang selama ini aku sembah, jika ternyata Tuhan yang selama ini aku sembah itu sudah tidak lagi mampu mengabulkan permintaanku.

Di hadapan kedua orang tuaku, malam itu aku bersumpah untuk menghabisi nyawa orang-orang ketiga yang telah membuatku merasa begitu terhina. Sebab ini bukan masalah karena aku tidak mampu mendapatkan wanita lain yang jauh lebih cantik  dari pelacur yang telah menghianatiku itu. Tapi ini soal harga diri dan nama baik keluarga besarku di kota ini.

Dan yang harus kau lakukan nanti hanyalah membuatnya masuk berita, tak lama setelah kau berhasil menghabisi nyawa nya, aku pastikan bahwa kau akan bisa pergi ke tempat dimanapun yang kau suka." 

Anak pengusaha kaya raya itu tersenyum penuh arti ke arahku.

"Menurut orang kepercayaan Charles, orang yang telah memberikan nomor handphone-mu kepadaku. Kau termasuk 1 di antara 3 pembunuh bayaran berdarah dingin terbaik yang ada di negeri ini. Dan menurut orang kepercayaan Charles itu kau selalu berhasil di dalam menjalankan misi mu serta tidak pernah mengecewakan orang yang pernah memberikan nomor kontakmu itu kepada orang-orang yang membutuhkan jasamu, seperti aku."

Sambil tersenyum menatapnya, ku anggukan kepalaku ke arah lelaki yang baru saja menaruh segepok uang di depanku sebagai isyarat bahwa aku menyetujui permintaannya itu.

****

"Koran..koran.. Tabrakan beruntun di KM 91 Jalan Tol Cipularang melibatkan 5 kendaraan. Kecelakaan maut tersebut diduga akibat satu truk kontainer mengalami rem blong lalu menghantam mobil yang berisi anak seorang pengusaha kaya dan paling berpengaruh di  kota ini,"

Suara anak lelaki berusia sekitar 13 tahun itu mengusik telingaku. Setelah merogoh saku celana, kuberikan lembaran uang lima ribuan kepada penjaja koran yang tengah menyodorkan lembaran koran milik salah satu media ternama itu kepadaku.

Sambil menikmati irama musik di dalam mobil bus antar provinsi yang kini tengah membawaku meninggalkan kota yang terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah pulau jawa bagian selatan itu, perlahan ku luruskan kedua kakiku untuk merenggangkan persendiannya.


Di antara gemuruh air hujan yang membasahi jalanan saat mobil bus ini mulai memasuki kota berikutnya, sambil berusaha memejamkan kedua mataku, lantunan suara merdu dan iringan musik di dalam mobil bus antar propinsi yang sedang membawaku meninggalkan kota kembang itu kembali mengingatkanku kepada seorang wanita cantik yang saat ini tengah menanti kedatanganku.

Aku tahu lagu Wish I Could Fly milik Roxette ini adalah lagu kesukaannya. Wanita cantik yang sudah sekian lamanya menemani hari-hariku di belakang lelaki kaya yang beberapa waktu yang lalu pernah memintaku untuk membunuh orang ketiga yang terakhir itu.

-Selesai-

Catatan: Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun