Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[AdS] Jalan Sunyi

7 September 2019   17:57 Diperbarui: 8 September 2019   01:55 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

****

Mataku berkeliling menatap kesekeliling ruangan yang terlihat begitu megah ini, tidak terlihat ada suasana yang menunjukan keakraban di sini. Semuanya terlihat begitu kaku di tempat ini.

Saat ini aku berada di dalam ruangan yang memiliki desain Rumah adat kasepuhan. Suasana dan ukiran-ukiran yang menjadi hiasan rumah ini begitu kental dengan sejarah mengenai persebaran Islam di Jawa Barat, khususnya di Cirebon. Rumah ini memiliki ciri khas pintu gerbang utama yang terlihat seperti jembatan untuk menuju ruang lainnya.

Ruang utama yang disebut dengan pancaratna ini memiliki luas sekitar 88 meter. Di dalam ruangan utama ini ada deretan kursi sofa dan meja, selain meja dan deretan kursi juga terdapat lemari kaca yang terletak di sudut ruangan yang di jadikan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda berharga, seperti harta keluarga atau pusaka dan lain sebagainya.

Di atas kursi sofa, kulihat sesosok pria tua berusia sekitar 65 tahun yang mengenakan Baju Koko serta Peci berwarna hitam yang menutupi kepalanya tengah duduk di sebelah seorang wanita paruh baya yang mengenakan jilbab berwarna krem di padan dengan Baju gamis wanita muslim yang senada dengan warna jilbab yang di kenakannya.

Di depan pria tua berwajah teduh itu kulihat lelaki bertubuh gempal tengah duduk di depannya, sedangkan di sebelah lelaki bertubuh gempal ini kulihat ada seorang pria yang memiliki jenggot panjang di dagunya dan lelaki berjenggot panjang ini kulihat tengah memakai Baju Gamis ala Timur Tengah lengkap dengan sorban berwarna putih untuk menutupi kepalanya.

Di sisi lainnya, tidak jauh dari lelaki bertubuh gempal itu duduk, terlihat Wanita cantik berkacamata yang mengenakan kerudung berwarna merah marun tengah duduk di sebelah Wanita cantik yang mengenakan kerudung berwarna hijau, selaras dengan pakaian yang di kenakannya. Jika melihat paras dan rupanya, sepertinya mereka berdua ini masih bersaudara.

Setelah melihat ke arah pria bersorban putih yang sepertinya tengah berzikir itu, aku berjalan ke arah Wanita cantik berkulit kuning langsat yang saat ini kulihat wajah cantiknya itu terlihat sedikit pucat tidak seperti biasanya.

"Itu Siapa?" Tanyaku, sambil menunjuk ke arah pria berpakaian serba serba putih yang kulihat tengah duduk dengan mulut komat-kamit seperti sedang membaca doa.

"Dialah Kyai yang di minta oleh Bapak untuk me-ruqyah  aku nanti," jawabnya pelan sambil melihat ke arah lelaki bersorban putih di depannya. 

Wajah wanita cantik berkacamata ini kulihat sedikit tegang ketika melihat pria berpakaian serba putih yang tengah duduk di sebelah lelaki bertubuh gempal yang sudah dua puluh tahun lamanya pernah menjadi pendamping hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun