Di ujung sana kembali terdengar suara letusan senjata api. Asap hitam membumbung tinggi di angkasa. Jika dulu aku pernah merasakan pekatnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang pernah terjadi pada tahun 2015.
Saat ini akupun merasakan hal yang sama. Langit tertutup kabut asap. Hanya saja, saat ini asap yang menutupi sinar matahari bukan berasal dari kebakaran hutan dan lahan. Tapi berasal dari sisa-sisa bangunan dan kendaraan yang masih terbakar akibat perang berkepanjangan.
"Lihat kek! Lihat apa yang sedang terjadi saat ini. Ini semua adalah akibat ulah para elit politik yang haus jabatan kala itu!" kata-katanya terputus oleh isak tangis yang sepertinya sudah tidak terbendung lagi.
"Kenapa generasi kakek dulu mewariskan permusuhan dan peperangan pada kami? Saat ini yang kutahu bekas negara besar itu telah menjadi 300 negara bagian yang sampai saat ini masih terus berperang antara satu dengan yang lainnya." katanya lagi.
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H