Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu

23 Oktober 2018   19:19 Diperbarui: 9 November 2018   16:14 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Dia terkenal dengan ramalannya terkait dinamika politik domestik maupun global, berdasarkan Jongko Joyoboyo. Joyoboyo adalah seorang pujangga kerajaan Kediri yang punya pengaruh besar dalam budaya Jawa.

Awalnya dia begitu menginginkan kakak, karena dia tau kakak memiliki mustika kembang Wijaya Kusuma yang dia percaya adalah mustikanya para raja. Tujuan dia ingin memiliki mustika Wijaya Kusuma itu adalah untuk diberikan pada salah satu Capres yang akan bertarung pada Pilpres 2019 mendatang." Katanya lagi masih dengan suara pelan.

" Tapi kakak tidak mungkin memberikan mustika itu padanya. Sebab kakak hanya akan memberikan mustika itu pada lelaki yang benar-benar kakak cintai, bukan pada sembarang pria.." Katanya lirih, sambil menatap sayu kearahku.

Jujur saja aku masih sedikit bingung dengan penjelasnnya barusan, apa hubungan antara " Dukun Politik " yang ingin bertemu denganku, keris yang sedang berputar diatas kembang setaman, pria berkumis tebal yang begitu menginginkan wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup itu karena tau kalau wanita ini memiliki mustika kembang Wijaya Kusuma. Serta capres yang akan bertarung pada pilpres 2019 nanti?

Mengenai asal usul Mustika kembang Wijayakusuma ini, silahkan baca Wanita di Penghujung Malam Bagian Sepuluh


" Jadi apa yang dia inginkan dariku? " tanyaku lagi pada wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup di sampingku ini.

" Dia ingin bertanya tentang siapa yang akan menjadi Presiden pada pilpres 2019 nanti. " Katanya lagi dengan suara tercekat.

" Masa depan itu terletak dilapis langit ketujuh, sementara kami hanya mampu sampai dibatas lapis langit ke tiga, jika sampai melewati batas langit ketiga itu, maka tubuh kami akan hancur seperti debu ditiup angin." Katanya lagi begitu yakin bahwa masa depan itu berada dilapis langit ketujuh.

Jujur saja aku bertambah bingung saat ini. Jangankan untuk pergi kemasa depan utuk melihat siapa capres yang yang terpilih pada pilpres 2019 nanti, untuk melihat apa yang akan terjadi sedetik dari sekarangpun aku tidak mampu.

" Dia tau hanya Sang Waktu yang mampu berjalan hingga ke lapis langit ketujuh. " Katanya lagi meneruskan kata-katanya, sambil menatap sayu kearahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun